Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Islamofobia Meningkat di Eropa!

INSIDEN antimuslim di Prancis meningkat sejak serangan ekstremis ke tabloid Charlie Hebdo dan supermarket Yahudi di Paris. Menurut data Pusat Penelitian Melawan Islamofobia Prancis, selama dua pekan akhir Januari 2015 terjadi 128 aksi anti-Islam di seluruh Prancis. (Kompas.com/AFP, 2/2) Populasi muslim di Prancis dengan 5 juta jiwa, terbesar di Eropa. 

Serangan ekstemis di Paris juga membuat warga Yahudi Eropa merasa keselamatan mereka terancam. Saat memperingati kekejaman holocaust 27 Januari, Ketua Kongres Yahudi Eropa Moshe Kantor mengatakan Eropa “tertutup” untuk eksodus baru warga Yahudi.

Peningkatan ekstremisme dan intoleransi yang menyasar warga Yahudi, muslim, homoseksual, dan perempuan di 28 negara anggota Uni Eropa ditegaskan Deputi Presiden Komisi Eropa Frans Timmerman di depan anggota parlemen Uni Eropa di Riga, Latvia, Senin (2/2). 

"Terdapat peningkatan anti-Semitisme (Yahudi), islamofobia, dan homofobia. Selain itu, ada juga yang menentang posisi perempuan dalam masyarakat Eropa," tegas Timmerman. "Hal seperti ini tak boleh terjadi. Kita harus letakkan hukum sebagai pusat diskusi kita, sebab tanpa itu maka kita tak memiliki apa-apa!" 

Gerakan anti-Islam terbesar di Eropa ada di Jerman, kelompok Pegida. Demo Pegida di Dresden, 6 Januari 2015, diikuti 18 ribu orang. (www.dw.de/dpa/reuter/afp) Rangkaian aksi anti-Islam di Jerman itu diduga keras ditunggangi kelompok ekstrem kanan atau Neo Nazi dan partai politik lain yang juga antiwarga asing. 

Kanselir Jerman Angela Merkel mengutuk keras aksi anti-Islam di negerinya. (ROL, 13-12-2014) Juga sedikitnya 50 politikus puncak dan tokoh terkenal Jerman mengecam aksi kelompok yang menamai dirinya patriotik Eropa untuk mencegah islamisasi Jerman dan Eropa (Pegida) itu sebagai aib yang mencoreng citra toleransi Jerman dan cuma provokasi kebencian terhadap warga asing. 

Ketua Dewan Migrasi Jerman Werner Schiffauer menegaskan gambaran warga migran yang diusung Pegida tidak sesuai dengan realitas dan terdistorsi. Masih di Dresden, 4.000-an warga demo anti-Pegida. Di kota-kota lain Jerman aksi Pegida juga mendapat perlawanan dengan massa yang lebih besar. 

Di Koln, aksi ratusan orang Pegida dilawan ribuan warga dan gereja. Demikian juga di Berlin, warga anti-Pegida menghambat 300 anggota grup anti-Islam yang hendak menggelar aksi di Gerbang Brandenburg. Semua itu bagian peningkatan islamofobia di Eropa seperti disebut Timmerman. ***

0 komentar: