MESKI Pemerintah telah menggelar operasi pasar, harga beras di Jakarta dan sekitar dari Desember 2014 ke Februari 2015 ini naik sebesar 30%. Kenapa begitu? Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menyatakan karena ada mafia beras yang mempermainkan harga, yakni pengusaha yang bekerja sama dengan orang dalam Perum Bulog (Kompas, 21/2).
Mafia mengoplos beras murah berasal dari Bulog dengan beras bermerek. "Ketika saya melakukan sidak, ada beras Bulog yang dioplos ke merek dagang lain dan dijual ke daerah lain, itu ada mafianya," ungkapnya di Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (Okezone, 22-2-2015).
Gobel mengatakan langsung memberi peringatan semua pihak yang berada di gudang itu untuk tidak main-main dengan pemerintah yang tak segan memidanakan pihak yang mencurangi beras murah.
Permainan harga itu juga dilakukan untuk mengesankan kekurangan pasokan, agar mafia beras bisa mendapat izin impor beras. Tapi, Menteri Gobel tegas, tak akan impor beras karena stok beras nasional cukup.
Untuk mengatasi naiknya harga, pemerintah memperbesar operasi pasar.
Beragam cara mafia mempermainkan beras demi mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa peduli akibatnya menyengsarakan rakyat.
Termasuk seperti laporan Metro-TV (23/2), membagi beras buruk untuk raskin, oleh penerimanya karena jelek dijual, lalu dibeli lagi oleh jaringan pemasok, kemudian dibagi untuk raskin kembali, begitu terus berulang-ulang dilakukan. Sedang beras bagus sesuai anggaran yang sebenarnya untuk raskin justru dijual ke pihak lain.
Hal sama pernah terjadi di Lampung, beras buruk sengaja dibeli dan didatangkan dari Jawa Tengah untuk raskin, sedang beras bagus yang sebenarnya untuk raskin dijual ke pihak lain. Kasus itu sempat ditangani pihak berwajib.
Ternyata cara sama dimainkan di daerah lain, seperti dilaporkan Metro TV.
Untuk itu, menjadi keharusan bagi semua pihak untuk mendukung pemerintah memberantas tuntas mafia beras. Kalau ada gelagat atau gejala aneh, segera laporkan ke penegak hukum.
Betapa, pengendalian harga beras oleh pemerintah yang merugikan petani itu dimaksudkan untuk memicu pertumbuhan ekonomi dengan sektor industri bisa menggaji murah buruhnya berkat beras murah untuk buruhnya.
Tapi, oleh mafia malah direkayasa harga beras jadi mahal, memberatkan buruh sedang nilai lebih dari kenaikan harga itu tak dinikmati petani. Tapi, jadi rente bagi mafia! Buruh sengsara petani merana, mafia kaya raya! ***
0 komentar:
Posting Komentar