PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan mafia ada di mana-mana, di semua bidang. Itu dia katakan menjawab kritik mahasiswa yang menyatakan pemerintah lamban memperbaiki perekonomian dan tak menggubris revolusi mental. Tidak ada satu pun bidang yang tidak ada mafianya, tegas Jokowi. Karena itu, Presiden mengaku menghadapi dilema sehingga butuh waktu untuk memperbaiki semua kekacauan yang ada. (Kompas.com, 19/5)
Presiden mengundang mahasiswa ke Istana, Senin (18/5) malam. Hadir BEM UI, UGM, Unpad, Trisakti, Atmajaya, dan Unpar. Menurut Ketua BEM UI Andi Aulia Rahman, sebagai seorang presiden seharusnya Jokowi berpikir cepat dan mengambil langkah taktis. Sedang saat ini seolah Jokowi tak bertanggung jawab atas pemikiran revolusi mental birokrasi. Keluhan Jokowi itu, bahwa mafia ada di semua bidang, justru merupakan kenyataan yang benar-benar dirasakan rakyat.
Namun, ketika hal itu menjadi dilema—pilihan sulit—bahkan sebagai kekacauan yang merebak di semua bidang, jelas menjadi keprihatinan bangsa. Lebih mendalam lagi keprihatinan itu ketika menyadari yang dimaksud Presiden di semua bidang itu adalah semua bidang birokrasi pemerintahan! Itu menunjukkan kondisi tubuh pemerintah dikerubuti virus mafia yang menggerogoti organnya. Kondisi seperti itu jelas bisa menjadi pertanda pemerintahan yang tidak sehat.
Artinya, mahasiswa benar, Presiden Jokowi harus berpikir dan bertindak cepat, baik secara taktis maupun strategis, untuk mengatasi mafia yang ada di semua bidang birokrasi pemerintahan itu! Sebenarnya, kondisi tubuh birokrasi pemerintah sakit yang sedemikian rupa itu sudah diketahui Jokowi sejak sebelum pencalonan dirinya menuju RI-1. Itulah makanya pada awal kampanye capres Jokowi mencanangkan revolusi mental untuk mengobati penyakit tersebut.
Tapi setelah memerintah, ternyata tak mudah menemukan orang yang mampu menjabarkan gagasannya sekaligus mengimplementasikannya dalam realitas. Akibatnya, bukan gebrakan gerakan revolusi mental yang hadir, melainkan justru kekacauan tanpa arah yang malah menjerat dirinya dalam dilema.
Kenyataan sedemikian tak ayal jika keluhan Jokowi itu bukan hanya menjadi keprihatinan bangsa, melainkan bahkan menuntut komitmen bangsa untuk membersihkan negara dan pemerintah dari segala bentuk jaringan mafia. Disebut jaringan karena mafia itu selalu berbentuk organized crime. Mari bersihkan negara dan pemerintah dari mafia, terutama mafia yang jaringannya bersarang dalam birokrasi pemerintahan negara-bangsa! ***
0 komentar:
Posting Komentar