RIBUAN manusia perahu warga Rohingya asal Myanmar terombang-ambing di tengah laut antara Thailand, Indonesia, dan Malaysia—yang tegas menolak untuk menerima mereka. Imbauan PBB agar ketiga negara itu memberi pertolongan kepada warga Rohingya tidak digubris.
Juru Bicara Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) di Bangkok, Vivian Tan, mengatakan tidak ada imigran yang mendarat lagi sejak Jumat (15/5) setelah ratusan orang diselamatkan nelayan di Aceh. "Ini pertanda buruk karena tidak ada perkembangan selama akhir pekan. Kami semula berharap akan ada lebih banyak kapal yang ditemukan dan lebih banyak orang diselamatkan dan diizinkan mendarat," ujar Vivian, Senin (18/5).
"Malangnya, hal itu tampaknya tidak terjadi." Menurut Vivian, ribuan imigran itu terkapar di tengah laut setelah kapal-kapal mereka ditinggal para penyeludup manusia yang diburu pihak berwajib dari Thailand. Di Indonesia, ratusan warga Rohingya yang ditolong dan dibawa nelayan Aceh mendarat di Kuala Langsa, sebagian telah dibawa oleh imigrasi ke Medan. Sementara itu, TNI mengukuhkan telah melarang nelayan yang beroperasi di wilayah Aceh untuk menjemput dan membawa migran ke wilayah Indonesia, kecuali kapal yang ditumpangi imigran tenggelam.
(BBC-Indonesia/Kompas.com, 19/5) Di tengah nasib mereka yang tidak menentu itu, Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah mendesak agar Pemerintah RI memberikan pertolongan kepada manusia perahu asal Myanmar itu demi rasa kemanusiaan. (MetroTV, 18/5) Pada 1970-an akhir, setelah Saigon jatuh ke tangan pejuang Vietnam utara, ribuan manusia perahu diselamatkan Indonesia dan ditampung di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Di situ sebagai penampungan sementara sampai mereka mendapatkan negara yang siap menampung.
Waktu itu, Indonesia menolong manusia perahu itu untuk melaksanakan prinsip Pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab. Atas desakan PP Muhammadiyah itu, pemerintah pun akhirnya menyatakan mempertimbangkan untuk memberi pertolongan kepada warga Rohingya yang terapung-apung di tengah laut tersebut. Wakil Presiden Jusuf Kalla, Selasa (19/5), menyatakan pemerintah mempertimbangkan semua opsi, salah satunya menampung mereka di sebuah pulau di Indonesia.
Indonesia akan berupaya untuk membantu dan mencari jalan keluar atas masalah pengungsi Rohingya. "Yang perlu dikedepankan dalam mengatasi masalah ini adalah sisi kemanusiaan!" ujarnya. Sebagai salah satu negara besar, kata dia, Indonesia sedianya ikut membantu masalah kemanusiaan semacam ini. ***
"Malangnya, hal itu tampaknya tidak terjadi." Menurut Vivian, ribuan imigran itu terkapar di tengah laut setelah kapal-kapal mereka ditinggal para penyeludup manusia yang diburu pihak berwajib dari Thailand. Di Indonesia, ratusan warga Rohingya yang ditolong dan dibawa nelayan Aceh mendarat di Kuala Langsa, sebagian telah dibawa oleh imigrasi ke Medan. Sementara itu, TNI mengukuhkan telah melarang nelayan yang beroperasi di wilayah Aceh untuk menjemput dan membawa migran ke wilayah Indonesia, kecuali kapal yang ditumpangi imigran tenggelam.
(BBC-Indonesia/Kompas.com, 19/5) Di tengah nasib mereka yang tidak menentu itu, Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah mendesak agar Pemerintah RI memberikan pertolongan kepada manusia perahu asal Myanmar itu demi rasa kemanusiaan. (MetroTV, 18/5) Pada 1970-an akhir, setelah Saigon jatuh ke tangan pejuang Vietnam utara, ribuan manusia perahu diselamatkan Indonesia dan ditampung di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Di situ sebagai penampungan sementara sampai mereka mendapatkan negara yang siap menampung.
Waktu itu, Indonesia menolong manusia perahu itu untuk melaksanakan prinsip Pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab. Atas desakan PP Muhammadiyah itu, pemerintah pun akhirnya menyatakan mempertimbangkan untuk memberi pertolongan kepada warga Rohingya yang terapung-apung di tengah laut tersebut. Wakil Presiden Jusuf Kalla, Selasa (19/5), menyatakan pemerintah mempertimbangkan semua opsi, salah satunya menampung mereka di sebuah pulau di Indonesia.
Indonesia akan berupaya untuk membantu dan mencari jalan keluar atas masalah pengungsi Rohingya. "Yang perlu dikedepankan dalam mengatasi masalah ini adalah sisi kemanusiaan!" ujarnya. Sebagai salah satu negara besar, kata dia, Indonesia sedianya ikut membantu masalah kemanusiaan semacam ini. ***
0 komentar:
Posting Komentar