HARGA keekonomian BBM jenis premium sudah di bawah Rp5.000/liter sejak akhir Desember 2015. Dirjen Migas Kementerian ESDM Wiratmaja Puja mengatakan Senin (22/2/2016) harga keekonomian bensin premium mencapai titik terendahnya pada 3 Februari 2016, yakni Rp4.800/liter. (detikfinance, 22/2/2016)
Namun, kata Puja, premium dan solar tak bisa segera turun karena pemerintah menetapkan harga setiap tiga bulan sebelumnya. Seperti harga BBM sekarang (Januari—Maret 2016) Rp7.050/liter dan solar Rp5.650/liter, ditetapkan berdasar rata-rata harga BBM pada Oktober—Desember 2015.
Berarti harga premium di bawah Rp5.000/liter itu baru akan bisa dinikmati konsumen mulai 1 April 2016. Namun, harga BBM terendah itu mungkin hanya akan dinikmati konsumen satu triwulan atau dua triwulan karena usaha untuk menaikkan kembali harga minyak bumi mulai dilakukan kalangan produsen minyak dunia, baik OPEC maupun non-OPEC, juga melalui spekulasi di pasar.
Seperti pada perdagangan Senin (22/2/2016) di pasar New York, AS, harga minyak dunia naik 6% akibat spekulasi turunnya produksi shale oil di AS. Reuters melaporkan Selasa (23/2/2016), harga kontrak berjangka minyak produksi AS naik 1,84 dolar AS/barel atau 6% menjadi 31,48 dolar AS/barel. Sementara minyak jenis brent harga kontrak berjangkanya naik 1,68 dolar AS/barel atau 5% menjadi 34,69 dolar AS/barel. (detikfinance, 23/2/2016)
Harga minyak dunia sudah turun 70% hanya dalam waktu 20 bulan. Jatuhnya harga minyak didorong banjirnya produksi minyak hingga hampir mencapai rekor tertinggi oleh OPEC dan non-OPEC, terutama Rusia. Karena itu, untuk memulihkan harga, Rusia, Arab Saudi, Qatar, dan Venezuela telah membuat kesepakatan untuk menahan produksi minyak pada level Januari.
Namun, kesepakatan itu terancam gagal karena dengan syarat, kalau negara-negara penghasil minyak lainnya melakukan hal yang sama. Keraguan terhadap kesepakatan itu datang dari pejabat teras AS untuk energi internasional, Amos J Hochstein, dengan berbagai alasan, termasuk pernyataan Iran yang baru memperoleh kebebasan impor minyak untuk mengikuti kesepakatan itu. Sebelum revolusi, Iran pengekspor minyak terbesar kedua OPEC setelah Arab Saudi. (Kompas.com, 22/2/2016)
Turunnya harga BBM bagi konsumen amat penting untuk meningkatkan daya beli masyarakat, apalagi kalau diikuti turunnya harga kebutuhan pokok (yang naik waktu BBM naik). Meningkatnya daya beli menaikkan konsumsi rumah tangga, andalan utama pertumbuhan ekonomi. ***
Namun, kata Puja, premium dan solar tak bisa segera turun karena pemerintah menetapkan harga setiap tiga bulan sebelumnya. Seperti harga BBM sekarang (Januari—Maret 2016) Rp7.050/liter dan solar Rp5.650/liter, ditetapkan berdasar rata-rata harga BBM pada Oktober—Desember 2015.
Berarti harga premium di bawah Rp5.000/liter itu baru akan bisa dinikmati konsumen mulai 1 April 2016. Namun, harga BBM terendah itu mungkin hanya akan dinikmati konsumen satu triwulan atau dua triwulan karena usaha untuk menaikkan kembali harga minyak bumi mulai dilakukan kalangan produsen minyak dunia, baik OPEC maupun non-OPEC, juga melalui spekulasi di pasar.
Seperti pada perdagangan Senin (22/2/2016) di pasar New York, AS, harga minyak dunia naik 6% akibat spekulasi turunnya produksi shale oil di AS. Reuters melaporkan Selasa (23/2/2016), harga kontrak berjangka minyak produksi AS naik 1,84 dolar AS/barel atau 6% menjadi 31,48 dolar AS/barel. Sementara minyak jenis brent harga kontrak berjangkanya naik 1,68 dolar AS/barel atau 5% menjadi 34,69 dolar AS/barel. (detikfinance, 23/2/2016)
Harga minyak dunia sudah turun 70% hanya dalam waktu 20 bulan. Jatuhnya harga minyak didorong banjirnya produksi minyak hingga hampir mencapai rekor tertinggi oleh OPEC dan non-OPEC, terutama Rusia. Karena itu, untuk memulihkan harga, Rusia, Arab Saudi, Qatar, dan Venezuela telah membuat kesepakatan untuk menahan produksi minyak pada level Januari.
Namun, kesepakatan itu terancam gagal karena dengan syarat, kalau negara-negara penghasil minyak lainnya melakukan hal yang sama. Keraguan terhadap kesepakatan itu datang dari pejabat teras AS untuk energi internasional, Amos J Hochstein, dengan berbagai alasan, termasuk pernyataan Iran yang baru memperoleh kebebasan impor minyak untuk mengikuti kesepakatan itu. Sebelum revolusi, Iran pengekspor minyak terbesar kedua OPEC setelah Arab Saudi. (Kompas.com, 22/2/2016)
Turunnya harga BBM bagi konsumen amat penting untuk meningkatkan daya beli masyarakat, apalagi kalau diikuti turunnya harga kebutuhan pokok (yang naik waktu BBM naik). Meningkatnya daya beli menaikkan konsumsi rumah tangga, andalan utama pertumbuhan ekonomi. ***
0 komentar:
Posting Komentar