Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Merkel, Cerminan Hati Seorang Ibu!

KANSELIR Jerman Angela Merkel menuai kritik pedas dari dalam dan luar negeri atas sikapnya yang lunak sepanjang 2015, menerima 1,1 juta pengungsi dari Suriah, Irak, Afghanistan, dan Afrika yang mencari suaka politik karena di negeri asalnya nyawa mereka benar-benar terancam dan tidak ada lagi masa depan. Kritik yang diterimanya bahkan dengan kata-kata yang kasar, seperti dari Perdana Menteri Rusia Dimitri Medvedev, yang menyatakan kebijakan Pemerintah Jerman menyambut para pengungsi itu merupakan kegagalan total.


"Cukup bodoh untuk membuka lebar-lebar pintu Eropa dan mengundang masuk semua orang yang ingin datang ke negara Anda," tukas Medvedev. "Kebijakan migrasi Eropa merupakan kegagalan total, semua itu benar-benar menakutkan," ujar dia seperti dilansir Press TV. (detiknews, 13/2/2016) 

Tidak kepalang, Perdana Menteri Prancis Manuel Valls juga ikut mengkritiknya. "Kebijakan ini, yang dibenarkan untuk sementara, tidak bisa berkelanjutan dalam jangka panjang," ujar Valls. 

Ia menegaskan kapasitas terbatas untuk menerima pengungsi bukan hanya pada Jerman, melainkan pada seluruh negara Eropa. "Kita harus mengatakan ini dengan jelas. Eropa tidak bisa menerima semua migran dari Suriah, Irak, atau Afrika. Eropa harus mendapatkan kembali kontrol atas perbatasannya, atas kebijakan migrasi dan suakanya," kata Valls. 

Menghadapi kritik yang bertubi-tubi dari segala penjuru itu, pada 30 Januari lalu, Angela Merkel menjawab dengan ucapan lembut, cerminan ungkapan hati seorang ibu, membela kebijakannya menerima pengungsi. Para pencari suaka dari Suriah dan Irak nantinya akan kembali ke Tanah Air mereka begitu konflik berakhir, tutur Merkel memupus kecemasan mayarakat Eropa. 

"Kami perlu untuk mengatakan pada orang-orang ini bahwa ini hanya status residensial sementara dan kita berharap agar begitu ada perdamaian kembali di Suriah, begitu ISIS dikalahkan di Irak, Anda kembali ke negara asal Anda dengan pengetahuan yang telah Anda raih," ujar Merkel. 

Tampak, prioritas Merkel menyelamatkan lebih dahulu orang-orang yang melarikan diri dari ancaman maut yang amat mengerikan di negeri asalnya, dengan menempuh perjalanan penuh risiko maut pula untuk bisa sampai ke negeri yang aman, Eropa. Banyak pengungsi tewas di laut yang ganas saat menyeberang dari Turki ke Yunani dengan perahu seadanya. 

Dunia beruntung punya seorang ibu bernama Angela Merkel, yang membuka hati menolong jutaan pengungsi ketika semua perbatasan negara tertutup buat mereka. ***

0 komentar: