Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Rupiah Terus Menguat ke Rp13 Ribu!

KURS rupiah sepanjang pekan ini terus menguat hingga ke level Rp13.300 per dolar AS. Salah satu penyebabnya, indeks dolar AS turun hingga 95,99 pada 19.15 GMT, Rabu (10/2/2016), akibat The Fed tak membuat kepastian jadwal berikutnya kenaikan suku bunga.

Dalam testimoni di Kongres AS Rabu (10/2/2016), Ketua The Fed Janet Yellen beralasan ketidakstabilan ekonomi global mengisyaratkan kenaikan suku bunga The Fed akan dilakukan bertahap seperti diperkirakan. Banyak analis percaya kenaikan suku bunga berikutnya akan terjadi lama kemudian di akhir tahun. (Kompas.com, 11/2/2016) 

Data Bloomberg menunjukkan, pukul 08.45, Kamis (11/2/2016), rupiah berada di posisi Rp13.380 per dolar AS, menguat dibanding penutupan Rabu (10/2/2016) pada Rp13.454,5. Rabu (10/2/2016), di pasar spot, rupiah menguat atas dolar AS 1,15%. Sementara kurs tengah rupiah Bank Indonesia (BI) melambung 1,1% menjadi Rp13.538. 

Kondisi eksternal yang menguntungkan rupiah itu tentu harus dimanfaatkan agar memberi benefit yang optimal pada perekonomian nasional. Momentum dengan peluang-peluang bawaannya agar tidak dilewatkan sia-sia. Atau tidak pula direspons negatif sehingga bukan benefit yang didapat, melainkan malah menimbulkan masalah baru di tengah kesulitan yang ada. 

Misalnya, momentum longgarnya tekanan eksternal terhadap ekonomi domestik yang dicerminkan pada longgarnya tekanan terhadap rupiah, direspons dengan kebijakan yang bisa melonggarkan tekanan terhadap perekonomian nasional. Seperti berita gelombang PHK massal di industri elektronik dari Said Iqbal, presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), hanya dibantah pemerintah karena belum mendapat laporan, tanpa mencari tahu masalah dan mengatasinya. 

Akibatnya, masalah yang ada belum tertangani keburu muncul berita PHK massal lainnya di industri kertas dari Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Misbahul Huda. Menurut dia, sebagian besar perusahaan kertas yang tergabung di APKI mematikan dua paper machine pada pabriknya. Sebagai gambaran saja, satu paper machine dimatikan, maka ada sekitar 100 orang karyawan yang terpaksa dirumahkan. "Mesin yang berhenti hampir pada perusahaan-perusahaan yang keberadaan pabriknya menyeluruh di Indonesia," ujarnya. (Kompas.com, 11/2/2016)

Ketimbang lebih sibuk membantah PHK yang malah merebak itu, lebih baik segera mendalami masalah dan mencari peluang melonggarkan tekanan yang ada. Manfaatkan peluang pelonggaran eksternal yang terbuka agar jangan menjadi angin lalu. ***

0 komentar: