Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Ali, Mengubah Tinju Jadi Industri!

PETINJU legendaris dunia Muhammad Ali wafat akibat komplikasi penyakit parkinson yang dideritanya Jumat (Sabtu, 4/6/2016 WIB) di rumah sakit kota Phoenix, Arizona, AS.
Juru bicara keluarga Ali, Bob Gunnel, secara resmi mengumumkan kepergian petinju yang pernah menjadi ikon dunia pada 1960-1970-an itu. "Setelah 12 tahun berjuang mengatasi sindroma parkinson, Muhammad Ali meninggal dunia pada usia 74 tahun," kata Gunnel. (Kompas.com, 4/6/2016)
Mantan juara dunia tinju kelas berat itu dilarikan ke rumah sakit Kamis (2/6/2016) malam atau Jumat dini hari WIB, akibat gangguan pernapasan. Jumat (3/6/2016) keluarga Ali, termasuk putrinya yang juga petinju, Laila, telah berkumpul di rumah sakit. Pemakaman dilakukan di kampung halaman Ali di Louisville, Kentucky.
Lahir dengan nama Cassius Marcellus Clay, Ali menjadi bintang ketika meraih medali emas tinju kelas berat ringan Olympiade Roma 1960. Ali meraih gelar juara dunia kelas berat tinju profesional pertamanya pada 1964 setelah mengalahkan Sonny Liston.
Ali, yang menyandang gelar "Olahragawan Abad Ini" dari Sport Illustrated dan "Sport Personality of the Century" dari BBC, selain tiga gelar juar dunia tiga organisasi tinju profesional pada saat bersamaan, kemenangannya dari Liston sekaligus menjadikannya legenda yang mengubah olahraga tinju menjadi industri.
Sebelum Januari 1964 meneken kontrak untuk 25 Mei 1964 bertarung melawan Sonny Liston, Clay sebenarnya seorang pemuda pendiam. Tapi, untuk menghadapi Liston sang juara dunia yang punya pukulan mematikan, Clay gamang. Ia sewa sebuah mobil sales yang ada pengeras suara di atapnya, lalu ia beri tahu para wartawan agar menunggunya di dekat rumah Sonny Liston.
Ternyata, dengan pengeras suara ke arah rumah Sonny Liston, ia berteriak menantang dengan nada mengejek Sonny Liston.
Suara Clay demikian keras dan menjengkelkan. Liston pun menelepon polisi. Tapi sebelum polisi tiba, Clay sudah kabur.
Esoknya koran seantero negeri memberitakan hal tak lazim itu sebagai headline. Itulah awal perang urat syaraf di dunia tinju.
Gaya Ali sebagai hal baru itu disambut media yang jadi laris, tiket pertandingan pun terjual habis. Ali membuat tinju bukan lagi sekadar orang adu jotos di ring, melainkan menjadikannya industri multijuta dolar.
Presiden Bill Clinton pada acara penutupan Piala Dunia 1994 menyebut Ali sebagai "penyihir" dunia. "Hanya Ali yang mampu melakukan itu seorang diri," tegas Clinton.
Selamat jalan Muhammad Ali. ***

0 komentar: