HILLARY Clinton menorehkan sejarah pertama kali seorang wanita maju sebagai calon presiden Amerika Serikat, setelah Selasa (7/6/2016) WIB pagi berhasil mendapatkan 2.383 delegasi untuk memenangi konvensi Partai Demokrat. Berdasar pada perhitungan Associated Press (AP), Hillary meraih 1.812 delegasi dan 571 superdelegasi.
Selama tujuh bulan terakhir Hillary bertarung melawan Senator asal Vermont, Bernie Sanders, untuk memenangi dukungan delegasi konvensi Partai Demokrat. Namun, kubu Sanders belum menyerah. Mereka mengaku akan tetap bertahan dalam persaingan ini hingga konvensi partai pada Juli 2016 mendatang. (Kompas.com, 7/6/2016)
"Tugas kami dari sekarang hingga konvensi nanti adalah meyakinkan superdelegasi bahwa Bernie adalah satu-satunya kandidat yang kuat untuk mengalahkan Trump di pemilu," kata juru bicara Sanders, Michael Briggs.
Di kubu Partai Republik, Donald Trump memang tinggal menunggu formalitas sebagai calon presiden dalam pemilu kali ini, setelah pesaing terkuatnya senator asal Texas, Ted Cruz, mengundurkan diri dari pre-election Republik awal Mei 2016 lalu. Kini tinggal John Kasich pesaing yang membuat Trump terus menyapu dukungan dari daerah ke daerah pemilu pendahuluan.
Ketua Komite Nasional Republik Reince Priebus bahkan telah mengumumkan Trump hampir pasti jadi calon presiden dari partainya. "Kami semua harus bersatu dan fokus untuk mengalahkan Hillary Clinton," ujar Reince.
Dengan demikian, Hillary Clinton, lahir 26 Oktober 1947, di Chicago, Illinois, kini berusia 68 tahun, kemungkinan semakin dekat untuk bertarung lawan Donald Trump, lahir 14 Juni 1946 di Queens, New York, kini berusia 69 tahun. Politik AS pun memasuki era gerontologi, saat persaingan politik dilakukan kaum kakek dan nenek.
Sejak George Washington terpilih sebagai presiden pertama AS saat baru merdeka pada 1789, telah ada 44 presiden yang semuanya laki-laki, dengan semua calon presiden yang maju dalam pemilu sepanjang sejarah AS juga semua laki-laki. Hillary kini segera mengakhiri catatan itu dengan mengubahnya dengan tampilnya wanita pertama calon presiden AS.
Untuk mencapai itu, Hillary memimpin dengan 3 juta suara, 291 delegasi, 523 superdelegasi, serta kemenangan di 29 kaukus dan 21 primary. Capaian itu bahkan lebih banyak dari yang didapat Barack Obama pada 2008 saat dia ungguli Hilary dengan 131 delegasi dan 105 superdelegasi. Faktor-faktor historik itu yang membuat kubu Trump menilai Hillary bukan lawan enteng. ***
Selama tujuh bulan terakhir Hillary bertarung melawan Senator asal Vermont, Bernie Sanders, untuk memenangi dukungan delegasi konvensi Partai Demokrat. Namun, kubu Sanders belum menyerah. Mereka mengaku akan tetap bertahan dalam persaingan ini hingga konvensi partai pada Juli 2016 mendatang. (Kompas.com, 7/6/2016)
"Tugas kami dari sekarang hingga konvensi nanti adalah meyakinkan superdelegasi bahwa Bernie adalah satu-satunya kandidat yang kuat untuk mengalahkan Trump di pemilu," kata juru bicara Sanders, Michael Briggs.
Di kubu Partai Republik, Donald Trump memang tinggal menunggu formalitas sebagai calon presiden dalam pemilu kali ini, setelah pesaing terkuatnya senator asal Texas, Ted Cruz, mengundurkan diri dari pre-election Republik awal Mei 2016 lalu. Kini tinggal John Kasich pesaing yang membuat Trump terus menyapu dukungan dari daerah ke daerah pemilu pendahuluan.
Ketua Komite Nasional Republik Reince Priebus bahkan telah mengumumkan Trump hampir pasti jadi calon presiden dari partainya. "Kami semua harus bersatu dan fokus untuk mengalahkan Hillary Clinton," ujar Reince.
Dengan demikian, Hillary Clinton, lahir 26 Oktober 1947, di Chicago, Illinois, kini berusia 68 tahun, kemungkinan semakin dekat untuk bertarung lawan Donald Trump, lahir 14 Juni 1946 di Queens, New York, kini berusia 69 tahun. Politik AS pun memasuki era gerontologi, saat persaingan politik dilakukan kaum kakek dan nenek.
Sejak George Washington terpilih sebagai presiden pertama AS saat baru merdeka pada 1789, telah ada 44 presiden yang semuanya laki-laki, dengan semua calon presiden yang maju dalam pemilu sepanjang sejarah AS juga semua laki-laki. Hillary kini segera mengakhiri catatan itu dengan mengubahnya dengan tampilnya wanita pertama calon presiden AS.
Untuk mencapai itu, Hillary memimpin dengan 3 juta suara, 291 delegasi, 523 superdelegasi, serta kemenangan di 29 kaukus dan 21 primary. Capaian itu bahkan lebih banyak dari yang didapat Barack Obama pada 2008 saat dia ungguli Hilary dengan 131 delegasi dan 105 superdelegasi. Faktor-faktor historik itu yang membuat kubu Trump menilai Hillary bukan lawan enteng. ***
0 komentar:
Posting Komentar