Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Kekerasan Rasial Melanda Inggris!

BEBERAPA hari usai referendum Inggris keluar dari Uni Eropa, serangkaian ancaman dan kekerasan verbal terhadap kaum imigran dan minoritas di negeri itu muncul ke permukaan. Wali Kota London Sadiq Khan dengan lantang mendesak aparat kepolisian untuk memberi perlindungan dan meningkatkan kewaspadaan atas aksi kekerasan semacam itu.
Dikutip laman USA Today, Khan berjanji untuk tidak toleran terhadap aksi-aksi yang bisa menyulut pertikaian lebih besar tersebut. "Saya mengajak seluruh warga London untuk bersatu dan berjuang bersama di kota yang luar biasa ini. Selama saya menjadi wali kota, mencegah aksi kebencian di kota ini menjadi prioritas saya," kata Khan, dalam pernyataan tertulis, Senin. (Kompas.com, 27/6/2016)
Khan mengimbau warga untuk tak mengecam pilihan dari 1,5 juta warga London untuk keluar dari Uni Eropa. "Ketika saya dan jutaan orang lain tak setuju dengan hasil ini, atas berbagai dasar dan alasan, tetapi hal itu tak boleh dijadikan justifikasi untuk melakukan perbuatan yang irasional," ujar Khan yang menambahkan, "Kita harus menghormati pilihan mereka dan bekerja bersama untuk mendapatkan hasil yang terbaik bagi London."
Perdana Menteri Inggris David Cameron juga mengecam keras aksi-aksi rasial yang melanda negerinya itu. Dia menegaskan tak ada toleransi bagi mereka yang melakukan aksi semacam itu. "Mari kita ingat lagi, orang-orang itu datang kemari untuk memberikan kontribusi yang luar biasa bagi negara kita," ujar Cameron dalam pernyataan tertulis yang diterbitkan The Scotland Herald. "Kami tentu tak akan mendukung aksi penyebaran kebencian macam itu, dan kita semua harus membuang hal semacam itu jauh-jauh."
Pembicaraan tentang ancaman itu mencuat di media sosial. Banyak warga pendatang dan kaum minoritas mengaku mendapat pelecehan verbal hingga pengancaman. Mantan calon anggota parlemen dari partai konservatif, Shazia Awan, dilansir BBC diusir lewat akun Twitter-nya. Dia diminta berkemas meninggalkan Inggris.
Perubahan kondisi sosial dan ekonomi yang bersifat negatif akibat Brexit, diprediksi ekonom bank investasi global Goldman Sachs akan menyeret Inggris masuk jurang resesi pada awal 2017.
Menurut tim riset Goldman, Jan Hatzius, Jari Stehn, dan Karen Reichgott, PDB Inggris akan terpukul 2,37 poin dalam 18 bulan ke depan dari dampak kumulatif melonjaknya ketidakpastian dan turunnya perdagangan. Bahkan, mungkin bisa lebih buruk dari itu jika kekerasan rasial merebak lebih parah. ***

0 komentar: