RAJA Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud terkesan pada wajah Islam Indonesia yang moderat dengan kerukunan antar-umat beragama yang solid, mengapresiasinya dalam kunjungannya ke Indonesia dengan bertemu 28 tokoh lintas agama di Hotel Raffles, Jakarta, Jumat sore. (3/3/2017)
"Tadi Raja Salman sempat mengapresiasi keberagaman dan persatuan antara kelompok agama di Indonesia," ujar Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, usai pertemuan. (Kompas.com, 3/3/2017)
Hadir tokoh-tokoh Islam Din Syamsuddin, Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. Kammarudin Amin, Prof. Dr. Alwi Shihab, Zannuba Arriffah C. Rahman (Yenny Wahid, Abdul Mufti, Masyakuri Abdillah, Komaruddin Hidayat dan Yudie Latief.
Tokoh Kristen Protestan hadir Pdt Henriette T. Hutabarat, Pdt Rony Mandang, Pdt Dr. Jacob Nahuway, dan Pdt Gomar Gultom.
Tokoh Katolik hadir Mgr Ignatius Suharyo Harjoatmojo, Mgr Antonius Subianto Osc, Mgr Paskalis Bruno Syukur Ofm, dan Franz Magnis Suseno.
Tokoh Buddha hadir S. Hartati Tjakra Murdaya, Bhikku Sri Pannayavaro, Suhadi Sanjaya, dan Arif Harsono.
Tokoh Hindu Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ir. Ketut Parwata, Letjen TNI (Purn) Putu Soekreta Soeranta, dan Made Gede Erata.
Juga hadir tokoh Konghucu, Uung Sendana, Ws Budi Santoso, Tanuwibowo, dan XS Djangrana.
Dalam pertemuan sekitar satu jam itu Raja Salman yang didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, mengisyaratkan adanya kerja sama kedua negara dalam menanggulangi terorisme dan ekstremisme.
Seperti dipetik Yenny Wahid, Raja Salman mengungkapkan, "Indonesia punya peran besar di dunia dan secara bersama melakukan kerja sama lebih intensif lagi dalam memerangi terorisme dan eksremisme. Itu semua ada dalam perjanjian yang sudah diteken dan ini capaian luar biasa."
Kerja sama Indonesia-Arab Saudi itu diharapkan menampilkan Islam moderat dalam menjaga perdamaian dunia, khususnya dalam menanggulangi terorisme dan ekstremisme.
Pertemuan dengan tokoh lintas agama ini menyusul pertemuan Raja Salman dengan tokoh-tokoh Islam, Ketua MUI HM Ma'ruf Amin dan lain-lain di Istana Merdeka sebelumnya, di mana disepahami untuk mewujudkan wajah Islam moderat yang toleran.
Dengan kesepakatan Indonesia dan Arab Saudi menghadirkan wajah Islam moderat dan toleran untuk menanggulangi terorisme dan ekstremisme itu, label Islam sebagai teroris dan perusuh seperti retorika Trump segera berganti dengan realitas Islam cinta damai. ***
Hadir tokoh-tokoh Islam Din Syamsuddin, Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. Kammarudin Amin, Prof. Dr. Alwi Shihab, Zannuba Arriffah C. Rahman (Yenny Wahid, Abdul Mufti, Masyakuri Abdillah, Komaruddin Hidayat dan Yudie Latief.
Tokoh Kristen Protestan hadir Pdt Henriette T. Hutabarat, Pdt Rony Mandang, Pdt Dr. Jacob Nahuway, dan Pdt Gomar Gultom.
Tokoh Katolik hadir Mgr Ignatius Suharyo Harjoatmojo, Mgr Antonius Subianto Osc, Mgr Paskalis Bruno Syukur Ofm, dan Franz Magnis Suseno.
Tokoh Buddha hadir S. Hartati Tjakra Murdaya, Bhikku Sri Pannayavaro, Suhadi Sanjaya, dan Arif Harsono.
Tokoh Hindu Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ir. Ketut Parwata, Letjen TNI (Purn) Putu Soekreta Soeranta, dan Made Gede Erata.
Juga hadir tokoh Konghucu, Uung Sendana, Ws Budi Santoso, Tanuwibowo, dan XS Djangrana.
Dalam pertemuan sekitar satu jam itu Raja Salman yang didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, mengisyaratkan adanya kerja sama kedua negara dalam menanggulangi terorisme dan ekstremisme.
Seperti dipetik Yenny Wahid, Raja Salman mengungkapkan, "Indonesia punya peran besar di dunia dan secara bersama melakukan kerja sama lebih intensif lagi dalam memerangi terorisme dan eksremisme. Itu semua ada dalam perjanjian yang sudah diteken dan ini capaian luar biasa."
Kerja sama Indonesia-Arab Saudi itu diharapkan menampilkan Islam moderat dalam menjaga perdamaian dunia, khususnya dalam menanggulangi terorisme dan ekstremisme.
Pertemuan dengan tokoh lintas agama ini menyusul pertemuan Raja Salman dengan tokoh-tokoh Islam, Ketua MUI HM Ma'ruf Amin dan lain-lain di Istana Merdeka sebelumnya, di mana disepahami untuk mewujudkan wajah Islam moderat yang toleran.
Dengan kesepakatan Indonesia dan Arab Saudi menghadirkan wajah Islam moderat dan toleran untuk menanggulangi terorisme dan ekstremisme itu, label Islam sebagai teroris dan perusuh seperti retorika Trump segera berganti dengan realitas Islam cinta damai. ***
0 komentar:
Posting Komentar