PEMIMPIN Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi merilis pernyataan mengakui kekalahan ISIS di Irak. Televisi Irak Alsumaria mengabarkan Al-Baghdadi juga memerintahkan pendukungnya sembunyi atau meninggalkan Mosul.
Pernyataan Al-Baghdadi itu diberi judul Pidato Perpisahan, dibagikan di kalangan pemuka agama ISIS pada Selasa (28/2/2017). Lewat surat itu, Al-Baghdadi memerintahkan menutup pos-pos ISIS dan anggotanya asal luar negeri agar pulang atau melakukan bom bunuh diri. (Al Arabia/Kompas.com, 1/3/2017)
Sebagian besar pemimpin ISIS di Irak sudah melarikan diri ke wilayah Suriah yang masih dikuasainya. Posisi ISIS di Irak terdesak setelah sejak 17 Oktober 2016 Irak melakukan operasi besar-besaran merebut Mosul, basis terakhir ISIS di Irak.
Setelah bulan lalu menguasai sisi timur kota Mosul, kini pasukan Irak berhasil menguasai dua ujung jembatan rusak di Sungai Tigris yang membelah Kota Mosul. Tersambungnya kembali dua sisi kota memudahkan pasukan Irak menekan sisa kekuatan ISIS di sisi barat Mosul.
"Pasukan gerak cepat dan kepolisian federal sudah merebut wilayah Jawsaq dan kini mengendalikan ujung barat jembatan keempat," kata Brigjen Yahya Rasool, juru bicara komando gabungan Irak.
Pasukan gerak cepat Irak telah merebut dua kawasan permukiman di sisi barat Kota Mosul. Satu permukiman lainnya, tambah Rasool, direbut pasukan elite kontraterorisme. "Pertempuran jalanan masih berlangsung, sebab kawasan ini sangat padat penduduk. Namun, pasukan kami terus masuk lebih dalam dan musuh keteteran," tegas Rasool.
Selain kian habis wilayah kekuasaannya, kelompok teroris ISIS juga segera runtuh secara finansial. Menurut laporan Profesor Peter Neumann dari Internasional Center for the Study of Radicalization yang bekerja sama dengan akuntan Ernest & Young, kini ISIS tidak lagi tepat disebut teroris terkaya di dunia.
Neumann mengatakan pendapatan ISIS pada hakikatnya terkait wilayah yang dikuasainya, maka kini kelompok itu melemah. Saat kajian, ISIS telah kehilangan 62% wilayah yang dikuasai pada masa jayanya (medio 2014) di Irak, dan 30% di Suriah. Pendapatan tahunan ISIS anjlok dari 1,9 miliar dolar AS pada 2014 menjadi maksimal 870 juta dolar 2016.
Namun, semakin habis wilayahnya di Irak dan Suriah, mendorongnya lari keluar seperti ke Filipina Selatan—makin dekat Indonesia. Jauh saja menurut polisi komunikasinya lancar dengan sel-sel teroris di Indonesia, apalagi dekat. Siagalah! ***
Sebagian besar pemimpin ISIS di Irak sudah melarikan diri ke wilayah Suriah yang masih dikuasainya. Posisi ISIS di Irak terdesak setelah sejak 17 Oktober 2016 Irak melakukan operasi besar-besaran merebut Mosul, basis terakhir ISIS di Irak.
Setelah bulan lalu menguasai sisi timur kota Mosul, kini pasukan Irak berhasil menguasai dua ujung jembatan rusak di Sungai Tigris yang membelah Kota Mosul. Tersambungnya kembali dua sisi kota memudahkan pasukan Irak menekan sisa kekuatan ISIS di sisi barat Mosul.
"Pasukan gerak cepat dan kepolisian federal sudah merebut wilayah Jawsaq dan kini mengendalikan ujung barat jembatan keempat," kata Brigjen Yahya Rasool, juru bicara komando gabungan Irak.
Pasukan gerak cepat Irak telah merebut dua kawasan permukiman di sisi barat Kota Mosul. Satu permukiman lainnya, tambah Rasool, direbut pasukan elite kontraterorisme. "Pertempuran jalanan masih berlangsung, sebab kawasan ini sangat padat penduduk. Namun, pasukan kami terus masuk lebih dalam dan musuh keteteran," tegas Rasool.
Selain kian habis wilayah kekuasaannya, kelompok teroris ISIS juga segera runtuh secara finansial. Menurut laporan Profesor Peter Neumann dari Internasional Center for the Study of Radicalization yang bekerja sama dengan akuntan Ernest & Young, kini ISIS tidak lagi tepat disebut teroris terkaya di dunia.
Neumann mengatakan pendapatan ISIS pada hakikatnya terkait wilayah yang dikuasainya, maka kini kelompok itu melemah. Saat kajian, ISIS telah kehilangan 62% wilayah yang dikuasai pada masa jayanya (medio 2014) di Irak, dan 30% di Suriah. Pendapatan tahunan ISIS anjlok dari 1,9 miliar dolar AS pada 2014 menjadi maksimal 870 juta dolar 2016.
Namun, semakin habis wilayahnya di Irak dan Suriah, mendorongnya lari keluar seperti ke Filipina Selatan—makin dekat Indonesia. Jauh saja menurut polisi komunikasinya lancar dengan sel-sel teroris di Indonesia, apalagi dekat. Siagalah! ***
0 komentar:
Posting Komentar