SELAIN anti-Islam, sikap perilaku kurang etis Presiden AS Donald Trump juga menguat. Saat menerima tamu Kanselir Jerman Angela Merkel, Jumat (17/3/2017), di Gedung Putih, Trump mengabaikan ajakan Merkel untuk berjabat tangan sesaat sebelum menggelar jumpa pers bersama.
Dalam video berdurasi 58 detik yang diunggah ke Mirror.co.uk, tampak keduanya tidak saling berhadapan ketika duduk di depan para fotografer yang mengabadikan momen tersebut. Tidak sekali pun Trump menoleh ke arah Merkel yang beberapa kali memandang ke arahnya (Kompas.com, 18/3/2017).
Bahkan, ketika Merkel hendak mengajaknya untuk berjabat tangan dengan bertanya perlahan kepada Trump, "Apakah Anda ingin berjabat tangan?" Trump hanya menatap lurus pada tangannya tanpa menjawab pertanyaan Merkel.
Sejumlah pewarta foto berkali-kali meminta kedua tokoh berjabat tangan. Namun, Trump tidak sedikit pun berbalik ke arah Merkel yang duduk hanya beberapa sentimeter di kanannya. Merkel melempar pandangan sekejap ke arah Trump, tapi tidak ada respons. Trump mengabaikan permintaan wartawan.
Tidak sebatas itu, sikap kurang etis Trump berlanjut sesaat Merkel meninggalkan Gedung Putih. Trump menulis di akun Twitter-nya pemerintah Jerman berutang banyak kepada AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Betapa tidak etisnya sikap dan perilaku seorang presiden memperlakukan tamu negara, dari negara sebesar Jerman, dengan cara seperti itu. Tanpa kecuali kedua tokoh berbeda pandangan dalam berbagai hal, kunjungan seorang kepala pemerintahan negara sahabat seyogianya dilayani penuh hormat.
Trump dan Merkel selama ini berseteru sengit terkait kebijakan imigrasi kedua tokoh yang bertentangan. Merkel membuka perbatasan negerinya terhadap pengungsi korban perang Timur Tengah dan memfasilitasi kehidupan selanjutnya, sedang Trump menolak kadatangan pengungsi ke negerinya.
Tidak ada berita tanggapan Merkel atas sikap Trump itu, kecuali bantahan atas twit Trump dari Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen yang dikutip Reuters, Minggu (19/3/2017), "Tidak ada utang apa pun Jerman terhadap AS dan NATO dalam kerja sama pertahanan."
Ursula menegaskan setiap negara ingin beban pertahanan dibagi secara berimbang. Demi mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan pemahaman konsep pertahanan modern. Konsep pertahanan modern itu mencakup NATO, persekutuan pertahanan Eropa, dan juga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Konsep itu mungkin kurang dipahami Trump dengan penonjolan sikap kurang etis itu. ***
Bahkan, ketika Merkel hendak mengajaknya untuk berjabat tangan dengan bertanya perlahan kepada Trump, "Apakah Anda ingin berjabat tangan?" Trump hanya menatap lurus pada tangannya tanpa menjawab pertanyaan Merkel.
Sejumlah pewarta foto berkali-kali meminta kedua tokoh berjabat tangan. Namun, Trump tidak sedikit pun berbalik ke arah Merkel yang duduk hanya beberapa sentimeter di kanannya. Merkel melempar pandangan sekejap ke arah Trump, tapi tidak ada respons. Trump mengabaikan permintaan wartawan.
Tidak sebatas itu, sikap kurang etis Trump berlanjut sesaat Merkel meninggalkan Gedung Putih. Trump menulis di akun Twitter-nya pemerintah Jerman berutang banyak kepada AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Betapa tidak etisnya sikap dan perilaku seorang presiden memperlakukan tamu negara, dari negara sebesar Jerman, dengan cara seperti itu. Tanpa kecuali kedua tokoh berbeda pandangan dalam berbagai hal, kunjungan seorang kepala pemerintahan negara sahabat seyogianya dilayani penuh hormat.
Trump dan Merkel selama ini berseteru sengit terkait kebijakan imigrasi kedua tokoh yang bertentangan. Merkel membuka perbatasan negerinya terhadap pengungsi korban perang Timur Tengah dan memfasilitasi kehidupan selanjutnya, sedang Trump menolak kadatangan pengungsi ke negerinya.
Tidak ada berita tanggapan Merkel atas sikap Trump itu, kecuali bantahan atas twit Trump dari Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen yang dikutip Reuters, Minggu (19/3/2017), "Tidak ada utang apa pun Jerman terhadap AS dan NATO dalam kerja sama pertahanan."
Ursula menegaskan setiap negara ingin beban pertahanan dibagi secara berimbang. Demi mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan pemahaman konsep pertahanan modern. Konsep pertahanan modern itu mencakup NATO, persekutuan pertahanan Eropa, dan juga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Konsep itu mungkin kurang dipahami Trump dengan penonjolan sikap kurang etis itu. ***
0 komentar:
Posting Komentar