KINI senja kala Indonesia sebagai negara agraris atau pertanian. Bank Indonesia (BI) mencatat, pangsa sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) yang terus turun dari tahun ke tahun, pada 2016 tinggal 13,45%. Pangsa itu turun dari 22,09% pada 1990.
Menurut Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo saat media briefing Kamis (30/3/2017) dalam struktur tenaga kerja sektoral, kontribusi sektor pertanian juga terus menurun. Pada 1990 porsi tenaga kerja sektor pertanian mencapai 55,1% secara nasional, pada 2000 merosot jadi 45,1%, pada 2016 tinggal 31,9%.
Menurut Dody, hal itu terjadi akibat adanya sejumlah permasalahan di sektor pertanian, antara lain penurunan produksi, distribusi, dan harga. Permasalahan distribusi panjangnya tata niaga, pelaku-pelaku yang dominan, dan pembentukan harga dikuasai beberapa pelaku pasar saja.
Akibat permasalahan itu tak tertangani dengan adil dan baik, barisan tenaga kerja sektor pertanian terseret arus urbanisasi yang masif. Menurut Bank Dunia, seperti dikutip ahli tata ruang UI Andy Simarmata (Kompas.com, 7/11/2016) penduduk kota di Indonesia tumbuh 4,1% per tahun, pada 2016 menjadi 52% penduduk Indonesia tinggal di kota atau urban area. Prediksi Bank Dunia pada 2025 ada 68% penduduk Indonesia tinggal di kota.
Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani justru memandang positif arus besar urbanisasi di Indonesia itu. Kondisi ini merurut Sri menjadi salah satu sinyal pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini terbilang sehat, namun imbasnya memengaruhi urbanisasi di perkotaan. (Sindonews.com, 27/3/2017)
Dia menambahkan pertumbuhan populasi di daerah perkotaan salah satu yang tertinggi dibandingkan negara-negara lain, bahkan dengan Tiongkok. Hal itu berjalan seiring dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Indonesia tetap bisa tumbuh cukul tinggi, implikasinya juga dari sisi domestik demand ini adalah masyarakat kita menjadi lebih baik kondisi ekonominya. Ini terlihat dan menjadi salah satu faktor yang memperkuat, yaitu dari faktor urbanisasi," ujar Sri.
"RRT itu, menjadi salah satu negara yang ekonominya selama 30 tahun meningkat sangat tinggi, itu karena faktor urbanisasi. India juga," tambah Sri.
"Proses perubahan ekonomi itu selalu disertai urbanisasi. Dan di India, pertumbuhan dari urban population itu 3,1%. Bayangkan Indonesia tumbuh cepat 4,1%," tegasnya.
Jadi jangan cemaskan, urbanisasi juga bisa membawa berkah! ***
Menurut Dody, hal itu terjadi akibat adanya sejumlah permasalahan di sektor pertanian, antara lain penurunan produksi, distribusi, dan harga. Permasalahan distribusi panjangnya tata niaga, pelaku-pelaku yang dominan, dan pembentukan harga dikuasai beberapa pelaku pasar saja.
Akibat permasalahan itu tak tertangani dengan adil dan baik, barisan tenaga kerja sektor pertanian terseret arus urbanisasi yang masif. Menurut Bank Dunia, seperti dikutip ahli tata ruang UI Andy Simarmata (Kompas.com, 7/11/2016) penduduk kota di Indonesia tumbuh 4,1% per tahun, pada 2016 menjadi 52% penduduk Indonesia tinggal di kota atau urban area. Prediksi Bank Dunia pada 2025 ada 68% penduduk Indonesia tinggal di kota.
Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani justru memandang positif arus besar urbanisasi di Indonesia itu. Kondisi ini merurut Sri menjadi salah satu sinyal pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini terbilang sehat, namun imbasnya memengaruhi urbanisasi di perkotaan. (Sindonews.com, 27/3/2017)
Dia menambahkan pertumbuhan populasi di daerah perkotaan salah satu yang tertinggi dibandingkan negara-negara lain, bahkan dengan Tiongkok. Hal itu berjalan seiring dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Indonesia tetap bisa tumbuh cukul tinggi, implikasinya juga dari sisi domestik demand ini adalah masyarakat kita menjadi lebih baik kondisi ekonominya. Ini terlihat dan menjadi salah satu faktor yang memperkuat, yaitu dari faktor urbanisasi," ujar Sri.
"RRT itu, menjadi salah satu negara yang ekonominya selama 30 tahun meningkat sangat tinggi, itu karena faktor urbanisasi. India juga," tambah Sri.
"Proses perubahan ekonomi itu selalu disertai urbanisasi. Dan di India, pertumbuhan dari urban population itu 3,1%. Bayangkan Indonesia tumbuh cepat 4,1%," tegasnya.
Jadi jangan cemaskan, urbanisasi juga bisa membawa berkah! ***
0 komentar:
Posting Komentar