Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Teror ke Novel Baswedan Biadab!

TEROR dengan menyiramkan air keras ke wajah penyidik andalan KPK Novel Baswedan jelas merupakan tindakan brutal yang biadab. Dan itulah gambaran yang tepat sifat koruptor yang dicurigai berada di balik pelaku serangan tersebut.
Kejadian itu mengobarkan amarah segenap warga bangsa bukan hanya mengutuknya, melainkan supaya menindak lebih tegas koruptor dengan hukuman yang seberat-beratnya. Karena, dengan sifat biadab itu dalam dirinya, koruptor tidak lagi peduli dengan nasib korban akibat perbuatannya yang menyengsarakan rakyat.
Lebih sebanding lagi hukuman terhadap koruptor itu diperberat karena orang menjadi koruptor akibat mengkhianati kekuasaan atau kewenangan yang diamanahkan kepadanya. Jadi pelipatgandaan hukuman terhadap koruptor itu bisa dilakukan dengan mengurut berbagai kesalahannya dalam satu tindakan korupsi yang dilakukannya, yakni mencuri uang rakyat, menyalahgunakan wewenang, mengkhianati amanah kekuasaan yang dipercayakan padanya. Pengkhianatan terhadap amanah kekuasaan itu saja hukumannya sudah harus dua kali lipat.
Amarah segenap warga bangsa atas teror brutal dan biadab terhadap Novel Baswedan itu sekaligus diharapkan bisa mengurangi kebiasaan permisif warga terhadap koruptor. Pandangan permisif itu, warga menghormati seseorang hanya karena hartanya berjibun tanpa peduli harta itu jauh dari kemungkinan didapat dari gaji atau penghasilan yang wajar.
Sikap cuek bebek masyarakat terhadap gaya hidup koruptor, yang tidak sungkan pamer harta hasil korupsinya, bahkan memberinya posisi sosial yang istimewa di tengah masyarakat dengan harta kekayaannya itu, menjadi salah satu penyubur tindak korupsi. Padahal, kalau warga masyarakat tidak cenderung permisif, apalagi kritis terhadap gaya hidup yang kurang pada tempatnya karena berlebihan dibanding pendapatan formalnya, kecenderungan orang untuk jor-joran korupsi juga bisa dikurangi.
Akibat posisi sosial maupun formal seorang koruptor yang ditempatkan terlalu tinggi oleh masyarakat dengan kelimpahan uang dan hartanya itu, rasa terancam malu kalau korupsi sebagai landasan posisinya itu terbongkar jadi amat besar. Untuk menghindarkan hal itu terbongkar oleh seorang penyidik andal, cara paling tepat adalah dengan mencederai sang penyidik andal hingga tidak bisa bertugas lagi. Salah satu cedera yang membuatnya tidak bisa bertugas lagi adalah bila kedua matanya jadi buta.
Mungkin itu tujuan serangan air keras ke wajah penyidik andal KPK Novel Baswedan. ***

0 komentar: