AKSI damai ramai di seantero negeri Paman Sam sehari setelah pemecatan Direktur Penyelidik Federal (FBI) James Comey oleh Presiden Donald Trump. Pendemo mendesak digelarnya penyelidikan independen atas dugaan kolusi antara tim kampanye Donald Trump dalam pemilihan presiden AS 2016 dengan pihak Rusia.
Pendemo berkumpul di depan Gedung Putih. Sejumlah lainnya menggelar aksi dekat Trump International Hotel and Tower di Chicago. Sementara MoveOn.Org, koalisi kelompok liberal, menggelar demo di depan kantor-kantor senator negara bagian, termasuk New York, Kentucky, Arizona, California, dan Florida. (Reuters/Kompas.com, 11/5/2017)
"Donald Trump baru saja memecat satu orang di AS yang memimpin penyelidikan tentang Donald Trump yang paling menyeluruh dan terus-menerus," kata Jo Comerford, Direktur Kampanye MoveOn.Org. Isu tersebut juga dibahas pada pertemuan balai kota yang diadakan anggota Kongres di seluruh negeri.
Para kritikus di aksi itu membandingkan pemberhentian Comey dengan "Pembantaian Malam Sabtu" pada tahun 1973, saat Presiden Richard Nixon mencopot jaksa khusus independen yang menyelidiki skandal Watergate—yang berujung kejatuhan Nixon.
Para anggota parlemen dari Demokrat menyerukan penyelidikan independen dan penuntut khusus untuk menyelidiki dugaan campur tangan Rusia dalam pilpres AS.
Dalam laporannya Januari 2017 lalu, dilansir Reuters, FBI menyimpulkan Putin memerintahkan upaya khusus untuk “mengganggu” Pilpres AS 2016. Upaya khusus Rusia itu, disebut FBI, bertujuan membantu Trump memenangkan pilpres.
Laporan terbaru CNN Selasa (9/5/2017) menyebut, jaksa federal AS telah merilis grand jury subpoena atau surat pemanggilan untuk mantan penasihat keamanan nasional Trump, Michael Flynn. Jaksa federal ingin memeriksa rekam jejak bisnis Flynn yang dicurigai terlibat intervensi Rusia di pilpres. (detiknews, 11/5/2017)
Semasa kampanye, Flynn diketahui pernah berkomunikasi dengan Duta Besar Rusia untuk AS, Sergei Kislyak. Sebelum akhirnya mengaku, Flynn sempat berbohong soal komunikasi dengan Kislyak itu kepada Wakil Presiden Mike Pence. Flynn pun mundur.
Pemecatan Comey kontroversial karena dilakukan sehari setelah mantan pelaksana tugas Jaksa Agung AS Sally Yates mengungkap di Senat bahwa dia sudah mengingatkan Gedung Putih pada 26 Januari 2017 bahwa Flynn berisiko diperas oleh Rusia. Tapi Gedung Putih mengabaikan peringatan itu.
Aksi massa pun mendorong proses hukum mengungkap peran Rusia memenangkan Trump. ***
"Donald Trump baru saja memecat satu orang di AS yang memimpin penyelidikan tentang Donald Trump yang paling menyeluruh dan terus-menerus," kata Jo Comerford, Direktur Kampanye MoveOn.Org. Isu tersebut juga dibahas pada pertemuan balai kota yang diadakan anggota Kongres di seluruh negeri.
Para kritikus di aksi itu membandingkan pemberhentian Comey dengan "Pembantaian Malam Sabtu" pada tahun 1973, saat Presiden Richard Nixon mencopot jaksa khusus independen yang menyelidiki skandal Watergate—yang berujung kejatuhan Nixon.
Para anggota parlemen dari Demokrat menyerukan penyelidikan independen dan penuntut khusus untuk menyelidiki dugaan campur tangan Rusia dalam pilpres AS.
Dalam laporannya Januari 2017 lalu, dilansir Reuters, FBI menyimpulkan Putin memerintahkan upaya khusus untuk “mengganggu” Pilpres AS 2016. Upaya khusus Rusia itu, disebut FBI, bertujuan membantu Trump memenangkan pilpres.
Laporan terbaru CNN Selasa (9/5/2017) menyebut, jaksa federal AS telah merilis grand jury subpoena atau surat pemanggilan untuk mantan penasihat keamanan nasional Trump, Michael Flynn. Jaksa federal ingin memeriksa rekam jejak bisnis Flynn yang dicurigai terlibat intervensi Rusia di pilpres. (detiknews, 11/5/2017)
Semasa kampanye, Flynn diketahui pernah berkomunikasi dengan Duta Besar Rusia untuk AS, Sergei Kislyak. Sebelum akhirnya mengaku, Flynn sempat berbohong soal komunikasi dengan Kislyak itu kepada Wakil Presiden Mike Pence. Flynn pun mundur.
Pemecatan Comey kontroversial karena dilakukan sehari setelah mantan pelaksana tugas Jaksa Agung AS Sally Yates mengungkap di Senat bahwa dia sudah mengingatkan Gedung Putih pada 26 Januari 2017 bahwa Flynn berisiko diperas oleh Rusia. Tapi Gedung Putih mengabaikan peringatan itu.
Aksi massa pun mendorong proses hukum mengungkap peran Rusia memenangkan Trump. ***
0 komentar:
Posting Komentar