MARHABAN Ya Ramadan! Bulan yang dirindukan umat. Bulan yang penuh ampunan dan rahmat. Di dalamnya terdapat Lailatulkadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Di dalamnya diturunkan Alquran, dengan sabda-Nya, "Bacalah..!"
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Maha Pencipta,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
Yang mengajar manusia dengan kalam,
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya,
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
Karena dia melihat dirinya serbacukup,
Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu)..."
Marhaban ya Ramadan,
Kedatanganmu mengingatkan umat untuk belajar dari awal kembali, belajar tentang asal usul dan tujuan penciptaan dirinya, sangkan paraning dumadi. "Tidak kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku." Ibadah untuk menerangi jalan lurus kembali ke haribaan-Nya.
Marhaban ya Ramadan,
Kedatanganmu disambut antusias umat dengan membaca kembali dari awal sampai khatam ajaran kalam-Mu. Bukan hanya selalu mendapatkan pengetahuan baru atas apa yang semula tidak diketahuinya. Bahkan menambah kuat iman tauhid kepada Tuhan Sang Maha Pencipta.
Marhaban ya Ramadan,
Kedatanganmu juga bertepatan dengan kian ramainya orang-orang yang melampaui batas. Mereka saling mempersulit kehidupan sesama, saling hujat dan saling fitnah, saling menebar ujaran kebencian, dari segala media, bahkan dari segala mimbar.
Itu karena mereka ujub, merasa dirinya paling sempurna, orang lain serbakurang, banyak cacat dan cela. Mereka tak mau peduli bahwa Rasul-Mu telah mengingatkan keagungan-Mu, "Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang dalam kesulitan, maka Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya."
Marhaban ya Ramadan,
Kehadiranmu yang penuh rahmat akan menyadarkan orang-orang dari ujubnya, tidak lagi merasa paling baik dan paling benar sendiri. Ia hormati dan hargai orang lain dengan segala kekurangannya seperti ia menghormati dan menghargai dirinya sendiri. Persaudaraan kembali terjalin dalam saling memaafkan, melindungi, dan tolong-menolong di antara sesama. Marhaban ya Ramadan! ***
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
Yang mengajar manusia dengan kalam,
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya,
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
Karena dia melihat dirinya serbacukup,
Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu)..."
Marhaban ya Ramadan,
Kedatanganmu mengingatkan umat untuk belajar dari awal kembali, belajar tentang asal usul dan tujuan penciptaan dirinya, sangkan paraning dumadi. "Tidak kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku." Ibadah untuk menerangi jalan lurus kembali ke haribaan-Nya.
Marhaban ya Ramadan,
Kedatanganmu disambut antusias umat dengan membaca kembali dari awal sampai khatam ajaran kalam-Mu. Bukan hanya selalu mendapatkan pengetahuan baru atas apa yang semula tidak diketahuinya. Bahkan menambah kuat iman tauhid kepada Tuhan Sang Maha Pencipta.
Marhaban ya Ramadan,
Kedatanganmu juga bertepatan dengan kian ramainya orang-orang yang melampaui batas. Mereka saling mempersulit kehidupan sesama, saling hujat dan saling fitnah, saling menebar ujaran kebencian, dari segala media, bahkan dari segala mimbar.
Itu karena mereka ujub, merasa dirinya paling sempurna, orang lain serbakurang, banyak cacat dan cela. Mereka tak mau peduli bahwa Rasul-Mu telah mengingatkan keagungan-Mu, "Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang dalam kesulitan, maka Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya."
Marhaban ya Ramadan,
Kehadiranmu yang penuh rahmat akan menyadarkan orang-orang dari ujubnya, tidak lagi merasa paling baik dan paling benar sendiri. Ia hormati dan hargai orang lain dengan segala kekurangannya seperti ia menghormati dan menghargai dirinya sendiri. Persaudaraan kembali terjalin dalam saling memaafkan, melindungi, dan tolong-menolong di antara sesama. Marhaban ya Ramadan! ***
0 komentar:
Posting Komentar