Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Hamas Rilis Manifesto Moderat!

FRONT Perjuangan Palestina Harakat Al-Muqawwamatul Al-Islamiyyah (Hamas) dilaporkan Deutsche Welle, Selasa (2/5/2017), merilis manifesto setebal lima halaman yang mengubah wajah organisasi garis keras itu jadi moderat dalam jumpa pers di Doha, Qatar.
Dokumen tersebut dinilai merefleksikan wajah moderat Hamas yang, "Ingin menghadapi dinamika politik regional dan internasional dengan lebih realistis, dengan tetap mewakili kepentingan rakyatnya," kata Khaled Mashaal, pemimpin Hamas di pengasingan. (Kompas.com, 2/5/2017)
Wajah moderat itu tampak dari telah dicabutnya seruan pemusnahan Israel dari program politik Hamas, serta siap membangun Palestina berdasarkan batas tahun 1967.
Publikasi manifesto yang dinilai pragmatis ini bertujuan membebaskan diri Palestina dari kungkungan internasional dengan AS, Uni Eropa dan Mesir mencatat Hamas sebagai organisasi teroris.
Kungkungan itu dimanfaatkan Israel dengan memblokade wilayah Gaza sejak 2007. Dengan blokade itu, segala bentuk pasokan kebutuhan hidup ke Gaza dihadang Israel, pemasukannya terpaksa dilakukan lewat terowongan bawah tanah dari daerah Sinai.
Pembaruan Hamas ini juga tak terlepas dari hubungan dengan Fatah yang memburuk sehingga Presiden Palestina Mahmud Abbas mengancam akan menghentikan kucuran dana ke Gaza untuk memaksa Hamas mengubah sikap.
Hamas didirikan Sheikh Ahmad Yassin di Gaza 1987, afiliasi dari Ikhwanul Muslimin (Mesir). Hamas memenangkan pemilihan parlemen 2016, dan pemimpinnya, Ismail Haniya, menjadi perdana menteri, yang sejak 2007 menguasai sepenuhnya Jalur Gaza.
Target Israel musnah dari muka bumi diamalkan sayap militer Izz ad-Din al-Qassam melontarkan roket rakitan ke wilayah Israel, dijadikan alasan Israel membalas dengan menyerang Jalur Gaza hingga jadi puing Desember 2008 sampai awal 2009. Blokade Israel diperketat, sejumlah terowongan yang terindera satelit pengintai Israel dihancurkan lewat serangan udara.
Hubungan Hamas dengan Fatah, organisasi pejuang Palestina yang didirikan Yasser Arafat dan kini dipimpin Mahmud Abbas, selalu dalam konflik. Pada 4 Mei 2011 Fatah dan Hamas mengumumkan rekonsiliasi untuk "pembentukan pemerintahan Palestina".
Namun, sikap keras Hamas tak mau mengakui Israel dijadikan dasar partai sayap kanan Yahudi yang berkuasa untuk menafikan eksistensi Palestina. Kesepakatan AS-Israel yang dibuat Trump menafikan solusi dua negara sebagai syarat perdamaian Timur Tengah kesepakatan DK-PBB. ***

0 komentar: