PRESIDEN AS Donald Trump Minggu (Senin, 15/5/2017 WIB) menggelar rapat darurat di Gedung Putih membahas bocornya virus WannaCry, senjata siber rahasia buatan badan intelijen AS National Security Agency (NSA), yang dicuri hacker Shadowbroker. Sejak Jumat (12/5/2017), virus ini menginfeksi 200 ribu komputer di 150 negara.
Rapat darurat itu disusul pertemuan tertutup staf keamanan senior badan-badan keamanan penting AS, seperti FBI dan NSA. Sebelum dibobol hacker, virus tersebut sudah sering dipakai NSA untuk mengendalikan komputer sasaran dari jarak jauh. Eksploitasi ini bisa dipakai menyerang komputer Windows XP hingga Windows Server 2012. (Kompas.com, 15/5/2017)
Microsoft, produsen Windows, mengkritik Pemerintah AS terkait penyebaran WannaCry. Pemerintah AS disebut menyembunyikan banyak eksploitasi sistem komputer, termasuk WannaCry yang dicuri hacker. Penyerang mengunci komputer dan minta tebusan bitcoin 300 dolar AS untuk membukanya.
"Serangan ini adalah contoh lain mengapa menimbun celah keamanan oleh pemerintah adalah masalah. Kita sudah melihat celah keamanan yang disimpan CIA bocor di WikiLeaks dan sekarang dicuri dari NSA, berdampak pada customer di seluruh dunia," ujar Presiden Microsoft, Brad Smith. (detik-net, 15/5/2017)
"Berulang-ulang eksploitasi oleh pemerintah bocor ke domain publik dan menimbulkan kerusakan luas," imbuh Smith.
Serangan global WannaCry pada 12 Mei, perusahaan antivirus Kaspersky Lab mendeteksi setidaknya 45 ribu upaya infeksi di 74 negara, kebanyakan terjadi di Rusia.
Selain banyak rumah sakit di berbagai penjuru dunia, termasuk RS Dharmais dan RS Harapan Kita di Jakarta, pabrik otomotif juga menjadi korban serangan siber. Salah satunya, Renault di Prancis.
Diberitakan Reuters, Senin (15/5/2017), akibat serangan itu Renault pada Sabtu (13/5/2017) menghentikan sementara aktivitas produksinya. Selain Renault, Nissan dan Dacia juga menjadi korban serangan virus WannaCry. Dacia juga menghentikan kegiatan produksi.
Di Indonesia, akibat serangan virus WannaCry pelayanan kepada pasien di RS Kanker Dharmais Jakarta terganggu. Selain antrean panjang, juga terlihat spanduk pihak rumah sakit memohon maaf atas adanya gangguan pelayanan.
Soal serangan baru di Indonesia, Ketua Bidang Keamanan Internet Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Agus Supriyadi mengatakan hingga Senin siang belum ada laporan serangan lagi.
Peristiwa ini menyingkap ternyata diam-diam AS memainkan senjata siber. ***
Microsoft, produsen Windows, mengkritik Pemerintah AS terkait penyebaran WannaCry. Pemerintah AS disebut menyembunyikan banyak eksploitasi sistem komputer, termasuk WannaCry yang dicuri hacker. Penyerang mengunci komputer dan minta tebusan bitcoin 300 dolar AS untuk membukanya.
"Serangan ini adalah contoh lain mengapa menimbun celah keamanan oleh pemerintah adalah masalah. Kita sudah melihat celah keamanan yang disimpan CIA bocor di WikiLeaks dan sekarang dicuri dari NSA, berdampak pada customer di seluruh dunia," ujar Presiden Microsoft, Brad Smith. (detik-net, 15/5/2017)
"Berulang-ulang eksploitasi oleh pemerintah bocor ke domain publik dan menimbulkan kerusakan luas," imbuh Smith.
Serangan global WannaCry pada 12 Mei, perusahaan antivirus Kaspersky Lab mendeteksi setidaknya 45 ribu upaya infeksi di 74 negara, kebanyakan terjadi di Rusia.
Selain banyak rumah sakit di berbagai penjuru dunia, termasuk RS Dharmais dan RS Harapan Kita di Jakarta, pabrik otomotif juga menjadi korban serangan siber. Salah satunya, Renault di Prancis.
Diberitakan Reuters, Senin (15/5/2017), akibat serangan itu Renault pada Sabtu (13/5/2017) menghentikan sementara aktivitas produksinya. Selain Renault, Nissan dan Dacia juga menjadi korban serangan virus WannaCry. Dacia juga menghentikan kegiatan produksi.
Di Indonesia, akibat serangan virus WannaCry pelayanan kepada pasien di RS Kanker Dharmais Jakarta terganggu. Selain antrean panjang, juga terlihat spanduk pihak rumah sakit memohon maaf atas adanya gangguan pelayanan.
Soal serangan baru di Indonesia, Ketua Bidang Keamanan Internet Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Agus Supriyadi mengatakan hingga Senin siang belum ada laporan serangan lagi.
Peristiwa ini menyingkap ternyata diam-diam AS memainkan senjata siber. ***
0 komentar:
Posting Komentar