Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Teroris Juga Rupanya Rajin Belajar!

KEPALA Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menilai ada kemiripan antara bom yang di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017), dengan bom panci di Cicendo, Kota Bandung, akhir Februari 2017. Pada kedua peristiwa itu, pelaku sama-sama menggunakan panci sebagai wadah bom dan gotri sebagai penambah daya ledak.
"Barang bukti yang ditemukan ada beberapa kesamaan dengan kejadian di Bandung beberapa waktu lalu," ujar Setyo, Kamis. (Kompas.com, 26/5/2017). Di lokasi kejadian ditemukan serpihan kain, lempengan aluminium, serpihan ransel, gotri, dan material yang diduga bahan rakitan bom."
Sementara Kepala Mitra Divisi Humas Polri Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan jenis bom yang digunakan pelaku sama dengan bom di Bandung. Namun, material bom di Kampung Melayu lebih lengkap. "Ini termasuk mungkin lebih sempurna dari yang kemarin," kata Awi.
Terkesan, teroris juga rupanya rajin belajar, sehingga bom rakitannya bisa lebih sempurna dari sebelumnya. Dari bom Bandung yang waktu itu diberitakan low explosion, pada bom Kampung Melayu dari gambar yang viral di medsos tampak akibat daya ledak tinggi.
Hal itu membuat Wakapolri Komjen Pol Syafruddin wanti-wanti, Polri saat ini tengah mengawasi penyebaran informasi cara pembuatan bom panci di internet.
"Antara lain kami mengantisipasi penjualannya, kemudian penyebaran daripada rakitan itu kan bisa dipelajari di internet dan macam-macam," kata Syafruddin. Ia mengatakan, bahan pembuat bom itu mudah didapatkan.
Oleh karena itu, Polri melakukan langkah preventif dengan mengantisipasi penjualan materinya dan penyebaran cara merakit bahan pembuat bomnya.
Meski sejumlah akun terkait sudah diblokir, lewat peranti pencarian Google sampai Jumat malam (26/5/2017) masih bisa diakses "Cara Membuat Bom Panci Rakitan Sederhana" pada akun Pitra-BOM, unggahan 26 September 2013 pukul 5:10. Dengan materi panduan yang cukup panjang, pembuatan bom panci bisa dilakukan dengan peralatan dan bahan-bahan yang didapat di dapur.
Semakin sederhananya perakitan bom dan mudahnya bahan-bahan pembuatannya didapatkan, pengawasannya pun menuntut cara dan kecermatan yang lebih sistematis. Pengawasan dimaksud jelas tak mudah. Sebab, tak mungkin menempatkan petugas di setiap penjual panci, lantas kalau ada orang membeli panci dibuntuti dan diselidiki kegiatannya.
Namun, betapa rajin pun teroris belajar meningkatkan serangannya, Polri dan TNI selalu lebih mumpuni dalam mengatasi terorisme. ***

0 komentar: