PRESIDEN Joko Widodo menyampaikan empat hal yang harus dilakukan untuk memberantas terorisme. Dalam pidatonya di KTT Arab Islam Amerika di Riyadh, Arab Saudi, Minggu (21/5/2017), ia sebut hal pertamanya, umat Islam sedunia bersatu meningkatkan ukhuwah islamiah. "Persatuan umat Islam merupakan kunci untuk keberhasilan memberantas terorisme; janganlah energi kita habis untuk saling bermusuhan," ujar Jokowi (Kompas.com, 22/5/2017).
Kedua, Jokowi menegaskan kerja sama pemberantasan radikalisme dan terorisme harus ditingkatkan, termasuk dalam pertukaran informasi intelijen, pertukaran penanganan Foreign Terrorist Fighters (FTF), dan peningkatan kapasitas.
Ia berharap negara-negara di dunia berupaya menghentikan aliran dana kepada kelompok teroris. "Semua sumber pendanaan harus dihentikan. Kita tahu banyaknya dana yang mengalir sampai ke akar rumput di banyak negara dalam rangka penyebaran ideologi ekstrem dan radikal. Semua aliran dana harus dihentikan," ujar Jokowi.
Ketiga, akar persoalan terorisme harus diselesaikan. Ketimpangan sosial dan ekonomi harus diakhiri dengan kebijakan penguatan ekonomi inklusif bagi kelompok rentan terjun ke dunia radikalisme.
Keempat, Jokowi berharap setiap negara berani menjadi part of solution, bukan part of problem dalam pemberantasan terorisme. "Setiap dari kita harus dapat menjadi bagian upaya penciptaan perdamaian dunia," ujarnya.
Empat langkah yang disarankan Jokowi kepada dunia untuk memberantas terorisme itu semuanya boleh dikata bagi Indonesia sendiri pun masih merupakan keinginan yang yang sedang diusahakan untuk diwujudkan. Namun, Indonesia punya dasar legalitas untuk menyampaikan hal itu berkat kenyataan yang telah dikenal dan diakui dunia bahwa mayoritas Islam di Indonesia rahmatan lil alamin, masyarakat muslimnya moderat.
Kenyataan itu pula yang menjadikan Indonesia sebagai sasaran pengembangan paham radikalisme dan terorisme. Bahkan, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengirim dana untuk membangun jaringan radikalisme dan terorisme di Indonesia, seperti diungkap kepolisian yang berhasil membongkar jaringan terorisme.
Oleh karena itu, seiring dengan upaya membangun kerja sama internasional untuk memberantas radikalisme dan terorisme, Indonesia juga harus tetap konsentrasi penuh mengatasi masalah-masalah domestik yang bisa menjadi lahan subur bagi tumbuhnya radikalisme dan terorisme, antara lain kemiskinan dan ketimpangan sosial yang nyata adanya. ***
Ia berharap negara-negara di dunia berupaya menghentikan aliran dana kepada kelompok teroris. "Semua sumber pendanaan harus dihentikan. Kita tahu banyaknya dana yang mengalir sampai ke akar rumput di banyak negara dalam rangka penyebaran ideologi ekstrem dan radikal. Semua aliran dana harus dihentikan," ujar Jokowi.
Ketiga, akar persoalan terorisme harus diselesaikan. Ketimpangan sosial dan ekonomi harus diakhiri dengan kebijakan penguatan ekonomi inklusif bagi kelompok rentan terjun ke dunia radikalisme.
Keempat, Jokowi berharap setiap negara berani menjadi part of solution, bukan part of problem dalam pemberantasan terorisme. "Setiap dari kita harus dapat menjadi bagian upaya penciptaan perdamaian dunia," ujarnya.
Empat langkah yang disarankan Jokowi kepada dunia untuk memberantas terorisme itu semuanya boleh dikata bagi Indonesia sendiri pun masih merupakan keinginan yang yang sedang diusahakan untuk diwujudkan. Namun, Indonesia punya dasar legalitas untuk menyampaikan hal itu berkat kenyataan yang telah dikenal dan diakui dunia bahwa mayoritas Islam di Indonesia rahmatan lil alamin, masyarakat muslimnya moderat.
Kenyataan itu pula yang menjadikan Indonesia sebagai sasaran pengembangan paham radikalisme dan terorisme. Bahkan, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengirim dana untuk membangun jaringan radikalisme dan terorisme di Indonesia, seperti diungkap kepolisian yang berhasil membongkar jaringan terorisme.
Oleh karena itu, seiring dengan upaya membangun kerja sama internasional untuk memberantas radikalisme dan terorisme, Indonesia juga harus tetap konsentrasi penuh mengatasi masalah-masalah domestik yang bisa menjadi lahan subur bagi tumbuhnya radikalisme dan terorisme, antara lain kemiskinan dan ketimpangan sosial yang nyata adanya. ***
0 komentar:
Posting Komentar