PEMERINTAH menaikkan anggaran bantuan sosial (bansos) dalam APBN 2018 sebesar 33%, menjadi Rp78,2 triliun dari Rp59 triliun pada 2017. Peningkatan itu didistribusikan ke warga miskin sebagai konversi dari beras sejahtera (rastra) menjadi bantuan pangan nontunai (BPNT).
"Pemerintah menargetkan tahun ini sekitar 10 juta rumah tangga dengan pendapatan di bawah upah minimum regional (UMR) atau masuk kategori masyarakat miskin yang akan mendapatkan BPNT," ujar analis Bahana Sekuritas Michael Setjoadi yang melihatnya sebagai peluang penjualan barang konsumen.
"Hal ini akan meningkatkan pendapatan rumah tangga serta mendorong penjualan barang konsumen yang bergerak cepat," ujar Michael. (Kompas.com, 23/1)
"Pemerintah menargetkan tahun ini sekitar 10 juta rumah tangga dengan pendapatan di bawah upah minimum regional (UMR) atau masuk kategori masyarakat miskin yang akan mendapatkan BPNT," ujar analis Bahana Sekuritas Michael Setjoadi yang melihatnya sebagai peluang penjualan barang konsumen.
"Hal ini akan meningkatkan pendapatan rumah tangga serta mendorong penjualan barang konsumen yang bergerak cepat," ujar Michael. (Kompas.com, 23/1)
Saat ini sudah ada 1,42 juta rumah tangga yang beralih dari penerima rastra ke program BPNT. Untuk melayani mereka mendapatkan bahan pokok bersubsidi telah beroperasi 7.733 e-warong di Jawa dan Sumatera. Tentu, dengan bertambahnya peserta program BPNT, akan bertambah juga e-warong yang melayani mereka di seluruh Tanah Air dengan kebutuhan pokok bersubsidi.
Kalau 10 juta rumah tangga warga miskin yang berhak telah terjangkau program BPNT, dengan rata-rata keluarga Indonesia terdiri dari 4 jiwa, berarti program ini telah memberi manfaat atas 40 juta jiwa. Diharapkan, dalam 40 juta warga penerima manfaat itu meliputi 26,58 juta orang yang berada di bawah garis kemiskinan pada September 2017.
Dibanding dengan pembagian rastra tepat waktu selama April—Agustus 2017 bisa mengurangi jumlah orang miskin 1,19 juta jiwa periode Maret—September 2017, dengan BPNT yang membantu bahan pokok bersubsidi diharapkan bisa mengurangi jumlah orang miskin lebih signifikan.
Dengan garis kemiskinan BPS di bawah 1 dolar AS per hari atau konsumsi Rp390.181 per kapita per bulan di Lampung September 2017, penjangkauannya semestinya tidak sulit. Sebab, dalih kenapa garis kemiskinan ditetapkan rendah sekali, tujuannya agar lebih mudah dijangkau untuk keluar dari jurang kemiskinan. Dibuat rendah di bawah 1 dolar AS saja sulit dijangkau, konon lagi dipasang lebih tinggi dua kali lipat atau 2 dolar AS sehari seperti standar Bank Dunia. Pasti lebih sukar dijangkau.
Namun, bagaimana agar selain bansos juga ada dana lain yang bisa secara langsung dinikmati rakyat kecil, seperti dana desa yang harus dipastikan tidak berputar hanya di kisaran elite desa semata, agar lebih telak lagi dukungannya mengentaskan kemiskinan.
0 komentar:
Posting Komentar