MESKI di kabupaten lain di Lampung harga beras operasi pasar (OP) yang digelar Bulog atas prakarsa Pemprov seragam Rp8.500/kg, di Tulangbawang Barat (Tubaba) harganya dipangkas menjadi Rp6.500/kg.
Hal itu bisa terjadi karena Pemkab Tubaba memberi subsidi langsung di lapangan Rp2.000/kg beras OP yang dibeli rakyat di kabupatennya. Bupati Tubaba Umar Ahmad di depan Wakil Gubernur Lampung Bachtiar Basri saat hendak membuka OP beras di Pasar Pulungkencana, disaksikan ratusan warga, meminta izin kepada pihak Bulog untuk memberi tambahan subsidi Rp2.000/kg agar rakyat bisa membeli beras OP.
Tawaran Bupati Umar Ahmad itu disambut baik perwakilan Bulog Bariyantono dan Wagub. Setelah itu OP beras pun dibuka Wagub Bachtiar Basri, Kamis (25/1/2018). "Sebelumnya kami melihat bersama Bapak Gubernur harga beras di pasaran mencapai Rp11.000 hingga Rp12.000/kg," ujar Wagub.
"Untuk itu kami segera rapat dengan pihak Bulog guna meringankan beban masyarakat kita melakukan operasi pasar di seluruh Lampung dengan harga Rp8.500/kg. Khusus di Tulangbawang Barat ini kita patut bersyukur karena Bupatinya mau menyubsidi lagi Rp2.000/kg, hingga harga beras OP jadi Rp6.500/kg." (Lampost.co, 25/1). Warga ramai membeli beras di OP tersebut. Walau begitu, perwakilan Bulog, Bariyantono, menyatakan pembelian beras oleh masyarakat tidak dibatasi. Di setiap titik OP disediakan 8 ton beras, dipaket 5 kg dan 15 kg. Kalau yang disiapkan kurang, bisa ditambah.
Hal itu bisa terjadi karena Pemkab Tubaba memberi subsidi langsung di lapangan Rp2.000/kg beras OP yang dibeli rakyat di kabupatennya. Bupati Tubaba Umar Ahmad di depan Wakil Gubernur Lampung Bachtiar Basri saat hendak membuka OP beras di Pasar Pulungkencana, disaksikan ratusan warga, meminta izin kepada pihak Bulog untuk memberi tambahan subsidi Rp2.000/kg agar rakyat bisa membeli beras OP.
Tawaran Bupati Umar Ahmad itu disambut baik perwakilan Bulog Bariyantono dan Wagub. Setelah itu OP beras pun dibuka Wagub Bachtiar Basri, Kamis (25/1/2018). "Sebelumnya kami melihat bersama Bapak Gubernur harga beras di pasaran mencapai Rp11.000 hingga Rp12.000/kg," ujar Wagub.
"Untuk itu kami segera rapat dengan pihak Bulog guna meringankan beban masyarakat kita melakukan operasi pasar di seluruh Lampung dengan harga Rp8.500/kg. Khusus di Tulangbawang Barat ini kita patut bersyukur karena Bupatinya mau menyubsidi lagi Rp2.000/kg, hingga harga beras OP jadi Rp6.500/kg." (Lampost.co, 25/1). Warga ramai membeli beras di OP tersebut. Walau begitu, perwakilan Bulog, Bariyantono, menyatakan pembelian beras oleh masyarakat tidak dibatasi. Di setiap titik OP disediakan 8 ton beras, dipaket 5 kg dan 15 kg. Kalau yang disiapkan kurang, bisa ditambah.
Untuk Tubaba, OP beras dilakukan di empat titik. Setelah hari itu di Pulungkencana, Jumat (26/1) di Pasar Dayamurni, Kecamatan Tumijajar. Senin (29/1) di Pasar Panaraganjaya, dan Selasa (30/1) di Pasar Mulyoasri, Tulangbawang Tengah.
Tambahan subsidi dari Bupati Tubaba Rp2.000/kg itu layak diapresiasi. Bagi rakyat yang sedang berat memikul beban hidup di masa paceklik, penurunan harga beras OP dari Rp8.500 menjadi Rp6.500/kg, amat besar artinya.
Karena itu, alangkah baiknya kalau kebijakan itu diikuti kepala daerah lainnya di puncak paceklik yang segera berakhir saat tibanya panen raya akhir Februari.
Kekurangan pasokan beras ke pasar di Lampung masa paceklik kali ini relatif parah, banyak penggilingan padi di Palas dan Ketapang, Lampung Selatan, terpaksa menggiling gabah pasokan dari Belitang, Sumatera Selatan.
Gejolak harga beras ini sangat singkat, hanya di puncak paceklik. Harga akan turun di musim panen. Turunnya sering bablas, merugikan petani produsen. ***
0 komentar:
Posting Komentar