Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Kembali ke Zaman Impor Pangan!

KUPUTUSAN pemerintah mengimpor 500 ribu ton beras, disusul impor 3,7 juta ton garam industri, dan impor gula mentah 1,8 juta ton, jadi kejutan pada awal tahun. Itu kontroversial dengan tekad pemerintah 2017 menghentikan impor jagung dan beras. Meski Katadata (7/12/2017) mengutip data BPS sepanjang Januari—Oktober 2017 impor beras Indonesia mencapai 256,56 ribu ton.


Sedang terkait larangan impor jagung, ketika industri pakan ternak kekurangan, terpaksa dipenuhi dengan impor gandum yang tidak dilarang. Menurut Sekjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah (Kontan.co.id, 30/10/2017), pihaknya merekomendasikan impor gandum untuk pakan ternak 200 ribu ton yang diajukan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak. Impor ini tiba di Indonesia sebelum akhir tahun.

Impor gandum untuk pakan ternak ini di luar total impor gandum untuk bahan pangan (manusia) sebanyak 8,5 juta ton pada 2017.

Selain beras, garam, gandum, dan gula mentah, bahan pangan yang masih diimpor adalah kedelai dan bawang putih. Untuk kedelai, memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga 3 juta ton per tahun, pada 2017 impor kedelai mencapai sekitar 2,3 juta ton. Produksi kedelai dalam negeri meningkat, tapi konsumsi juga terus meningkat.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin menolak gagasan pembatasan impor kedelai. "Usulan pemerintah membatasi impor kedelai menyusahkan perajin tahu dan tempe," tegasnya. (Kontan.co.id, 18/12/2017)

Sedang untuk gula mentah (raw sugar), kuota impor 2018 yang sudah dikeluarkan pemerintah sebesar 1,8 juta ton untuk industri, dinilai petani tebu terlalu besar. Sebab, dengan total impor tahun lalu 3,5 juta ton, banyak merembes ke pasar konsumsi hingga mengganggu pasar gula petani. (Kontan.co.id, 22/1/2018) Sebanyak 725 ribu ton gula petani pada September 2017 tidak terjual, hingga petani gula tidak punya uang sama sekali. (Republika.co.id, 7/9/2017)

Kemudian bawang putih yang pada Mei 2017 lonjakan harganya digambarkan Kompas.com (26/5/2017) bak kebakaran di tengah hari bolong dengan tiupan angin yang cukup kencang. Dari harga normalnya Rp28.000 hingga Rp30.000/kg, melesat hingga mencapai Rp60.000/kg.

Kementerian Pertanian mengatakan kebutuhan bawang putih nasional sebanyak 500 ribu ton per tahun, hanya dapat dipenuhi dari pasokan dalam negeri 20 ribu ton per tahun.

Demikianlah lakon Indonesia, negeri nan subur ini, kini kembali ke zaman impor pangan! ***goo.gl/ehLKqL


0 komentar: