Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan membantah bahwa BIN kecolongan atas kasus-kasus penyerangan pemuka agama akhir-akhir ini. "Enggak. Karena kami sudah prediksi. Ini tahun politik. Kami sudah ingatkan bahwa kampanye hitam itu akan marak," ujarnya. Menurut Budi Gunawan, kasus tersebut adalah salah satu bagian dari kampanye hitam yang dilancarkan menjelang Pemilihan Presiden 2019. "Seluruh jajaran sudah mendeteksi dan memprediksi pada tahun politik ini 2018—2019 akan marak kampanye hitam. Wujudnya isu-isu PKI, agama, SARA, hingga politik identitas," kata Budi. (Kompas.com, 15/2) Budi mengimbau masyarakat harus lebih waspada, lebih peka. Jangan mudah terpolitisasi, terprovokasi, dan terhasut sehingga terseret dalam permainan itu. Pernyataan kepala BIN itu mengesankan kampanye hitam itu dilakukan dengan memobilisasi orang gila untuk menyerang pemuka agama. Namun, kemungkinan serangan kepada pemuka agama itu kampanye hitam bermotif politik ditolak Wapres Jusuf Kalla. "Saya kira enggak. Siapa sih yang ingin berpolitik dengan membuat perpecahan. Biar polisi meneliti, menyelidiki apa yang terjadi," tegas Wapres. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo senada dengan Wapres. "Saya kok belum melihat ke arah sana. Itu hanya kasuistik," ujar Tjahjo. Sementara Menko Polhukam Wiranto mencatat penyerangan terhadap pemuka agama telah terjadi 21 kali dari Desember 2017 hingga Februari 2018. Dari jumlah serangan ke ulama dan rumah ibadah itu, "Sebanyak 15 kali dilaksanakan orang yang tidak waras," ujarnya. Menurut Wiranto, saat ini memang muncul spekulasi apakah serangan secara beruntun itu hanya kebetulan atau dilakukan secara terorganisasi oleh kelompok tertentu. Untuk itu, Wiranto menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan. "Dari situ nanti ada penjelasan ke publik bahwa ini dilakukan kelompok tertentu atau dilaksanakan perorangan," tegasnya. (Kompas.com, 20/2) Atas semua itu, Kepala Divisi Humas Polri Setyo Wasisto menyatakan kepolisian tengah mendalami kemungkinan adanya benang merah dari sejumlah penyerangan terhadap pemuka agama belakangan ini. "Kalau kita lihat sekarang kan faktanya masih berdiri sendiri. Apakah nanti ada benang merah terkait satu dengan lainnya, kita belum tahu," ujar Setyo. Untuk mencegahnya, pungut dan amankan semua orang gila dari jalanan. Apakah itu gila benaran atau rekayasa, kalau semua sudah dikurung RS Jiwa, ulama tidak terancam lagi. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar