Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Penyelundupan Sabu Berbilang Ton!

KALAU penyelundupan narkoba jenis sabu-sabu selama ini berbilang puluhan kilogram sudah mencengangkan, kapal TNI AL KRI Sigurot 864 yang dikomandani Mayor Laut Arizzona menangkap kapal berbendera Singapura MV Sunrise Glory yang menyeludupkan sabu-sabu mencapai tiga ton.
Kapal tersebut diamankan Rabu pekan lalu di perairan Selat Phillip, perbatasan antara Singapura dan Batam. "Kapal ini memang bertugas untuk mengangkut sabu-sabu, bahkan sabu-sabu yang ada di depan kita ini hanya sebagiannya," kata Wakil Kepala Staf AL Laksamana Madya TNI Achmad Taugiqurrochman di Mako Lanal Batam, Sabtu (10/2/2018).
Belum diketahui asal barang dan kapal tersebut. Namun, lanjutnya, jika dilihat dari 4 ABK yang berkewarganegaraan Taiwan bernama Hsieh Lai Fu (52), Huang Chiang (48), Chencun Hang (39), dan Chen Chien (52) diduga barang dan kapal berasal dari Taiwan.
"Kapal ini tidak jelas negaranya. Kalau dari siluetnya ini kapal ikan Taiwan, tapi suratnya Indonesia, bendera Singapura. Awak kapal 4 orang dari Taiwan dan tidak saling kenal, itu metode memutus jaringan. Kapal ikan ini kamuflase seolah-olah kapal ini menangkap ikan. Namun pengakuan tim kami, kapal ini target kami berdasar pada info dari BNN," ujar Achmad. (Kompas.com, 11/2/2018)
Keberhasilan TNI AL yang bekerja sama dengan BNN menangkap kiriman barang dari jaringan pengedar narkoba internasional jelas layak diapresiasi. Konon lagi narkoba jenis sabu-sabu yang berhasil ditangkap berbilang ton (ribuan kilogram), prestasi penangkapan ini luar biasa. Dilihat dari nilai tangkapan bisa disebut amatlah besar, kalau satu gram sabu-sabu (seperseribu kilogram) harganya di atas Rp100 ribu. Seberapa besar pula jumlah orang yang diselamatkan dari bahaya narkoba dengan ditangkapnya sabu-sabu sebanyak itu.
Di balik itu, dengan pengiriman narkoba jenis sabu-sabu ke negeri kita kini sudah berbilang ton, semestinya sudah harus dibaca bukan lagi semata bermotif mencari keuntungan secara bisnis. Artinya, hal ini sudah harus dipahami sebagai serangan bom yang menghancurkan moral dan mental bangsa Indonesia.
Akibat dari kehancuran moral dan mental bangsa ini bisa lebih buruk dari kehancuran fisik bangunan akibat serangan bom nuklir. Contohnya Jepang, meski dibom nuklir bisa bangkit kembali karena moralitas dan mentalitas bangsanya yang masih kokoh. Tapi kalau moralitas dan mentalitasnya yang hancur, peradaban suatu bangsa akan hancur dan bangsanya terpuruk fatal hanya dijadikan budak dari bangsa-bangsa lain. ***http://www.lampost.co/berita-penyelundupan-sabu-berbilang-ton

0 komentar: