Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Sopir Angkot Luluhkan Hati Wagub!

AKSI mogok sopir angkot Tanah Abang yang dilakukan sejak Senin (22/1) mendesak Pemprov DKI Jakarta agar membuka kembali Jalan Jatibaru Raya buat angkot, akhirnya berhasil. Lanjutan aksi tersebut meluluhkan hati Wagub Sandiaga Uno, Jumat (2/2), setuju membuka kembali jalan tersebut buat angkot.
Hal itu layak menjadi perhatian karena penguasa daerah yang mau mengakui kebijakannya yang menyengsarakan rakyat keliru lantas memperbaikinya dengan mencabut keputusan yang salah tersebut, merupakan teladan sikap yang langka di negeri ini.
Kebanyakan penguasa daerah meski nyata-nyata kebijakannya keliru dan menyengsarakan rakyat, ngotot tidak mau mengakui kekeliruannya apalagi memperbaiki kesalahannya. Model penguasa berhati batu ini tidak peduli rakyat yang disengsarakan akibat kekeliruan kebijakannya menderita berkepanjangan.
Contoh itu terkait penataan Pasar Tanah Abang, Pemprov menutup bagi angkot Jalan Jatibaru Raya untuk lokasi pedagang kaki lima (PKL). Di sisi lain, disiapkan Transjakarta Eksplorer gratis bagi warga yang ingin melintas di Jalan Jatibaru Raya.
Aksi sopir angkot dimulai Senin (22/1) di depan Balai Kota DKI. Mereka menyatakan penutupan Jalan Jatibaru Raya membuat omzet mereka turun hingga 50%. Waktu itu, Gubernur Anies Baswedan dan Wagub Sandiaga Uno tidak menemui massa. Perwakilan sopir angkot hanya ditemui kepala Dinas Perhubungan. Berbagai iming-iming dari Pemprov, seperti masuk program OK Otrip mereka tolak.
Senin berikutnya (29/1) aksi mogok massal sopir angkot berlanjut. Wagub Sandiaga mengundang mereka ngopi di Balai Kota. Namun, para sopir menolak dan meminta Gubernur Anies menemui mereka di Tanah Abang.
Rabu (31/1), sopir masih mogok massal, utusan mereka menemui Sandiaga di Balai Kota. Sandiaga mendengarkan keluhan mereka. Sang Wagub menyimpulkan Pemprov tidak adil hanya PKL yang diakomodasi, sedang sopir angkot justru dikorbankan.
Sandiaga menyadari itu, dan pada Jumat (2/2) mengundang sopir angkot kembali ke Balai Kota. Pada pertemuan itu disampaikan tuntutan sopir angkot dipenuhi, Jalan Jatibaru Raya dibuka kembali untuk angkot. (Kompas.com, 4/2)
Kesiapan Gubernur dan Wagub DKI Jakarta mengoreksi sendiri kebijakan yang keliru pantas diapresiasi. Sebab, cukup wajar pemimpin di lembaga apa pun, pada langkah awal mencoba suatu kebijakan tapi kemudian terbukti kurang tepat (trial and error). Jika kekeliruan itu tidak diperbaiki, bisa menjadi fondasi salah pasang kepemimpinannya. ***

0 komentar: