DEFLASI di Bandar Lampung pada September 2018 sebesar 0,20%, lebih tinggi atau di atas nasional bulan tersebut sebesar 0,18%. Deflasi di Lampung ini utamanya pada kelompok bahan makanan mencapai 2,20%, sehingga sumbangannya pada total deflasi Lampung September 2018 sebesar 0,53%. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kelompok bahan makanan yang dominan menyumbang deflasi di Lampung itu antara lain komoditas cabai merah, tomat, sayuran, daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, ketimun, bawang putih, dan cumi-cumi. Tepatnya, dominasi deflasi di Lampung itu pada bahan kebutuhan hidup sehari-hari rakyat. Deflasi itu artinya harga bahan kebutuhan hidup rakyat tersebut turun. Dengan turunnya harga bahan kebutuhan konsumsi rumah tangga itu juga bisa berarti beban hidup rakyat menjadi lebih ringan dari bulan sebelumnya. Sebab, harga barang-barang kebutuhannya menjadi lebih murah dari bulan sebelumnya. Deflasi atau turunnya harga produksi pertanian, peternakan dan tangkapan nelayan itu salah satu penyebabnya karena makin baiknya infrastruktur, terutama jalan raya, sehingga angkutannya dari daerah produksi ke pasar lancar. Biaya atau ongkos kirimnya juga jadi lebih murah. Selain lancar karena jalannya bagus, juga lancar karena pencegatan aparat untuk pungli di jalanan jauh berkurang. Cukup banyak petugas lapangan yang main pungli diringkus satgas antipungli dari kepolisian. Mereka yang tertangkap melakukan pungli ditindak tegas. Bukan hanya kena sanksi dipecat, konon ada pula yang dibui. Sanksi berat itu menjadi bagian penting dalam peningkatan standar pelayanan publik dalam segala bidang yang dilakukan oleh segenap jajaran pemerintah. Jadi deflasi itu bukan ujug-ujug. Tapi itu hasil dari pembangunan infrastruktur yang dilakukan dengan biaya besar bertahun-tahun. Tujuannya untuk memperlancar distribusi logistik, barang dan jasa dari kawasan produsen ke pasar. Sebelumnya, biaya distribusi logistik di Indonesia termasuk kelompok tertinggi alias termahal di dunia. Terjadinya deflasi secara nasional maupun daerah, sekaligus menjadi petunjuk telah terpangkasnya secara signifikan biaya distribusi logistik di Indonesia. Dari semua itu, warga Provinsi Lampung layak berbangga. Sebab, dengan deflasi daerah ini lebih tinggi dari nasional, berarti capaian peningkatan semua sisi atau faktornya berhasil dilakukan di atas standar nasional. Jadi, jangan percaya kalau ada orang menyebar isu sebaliknya.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar