DEMOKRASI adalah sistem komunikasi yang mekanismenya seperti pasar tradisonal di mana kesepakatan tercapai lewat proses tawar-menawar. Sedangkan pemaksaan kehendak secara mutlak-mutlakan harus "A" tanpa membuka kemungkinan buat alternatif lain, bahkan menolak tawar-menawar, adalah tiran. Hal itu cenderung masih kurang dipahami oleh mereka yang baru belajar demokrasi. Sering, mereka memakai cara (kemasan) demokrasi, unjuk rasa, dan sejenisnya, tapi isi tuntutannya mutlak-mutlakan memaksakan kehendak, tak bisa ditawar-tawar. Model ini tentu mencederai demokrasi karena cuma bungkusnya saja demokrasi, isinya tiran. Musang berbulu ayam. Model demikian didasari sikap meraa dirinya paling benar, sedang orang lain serbasalah, tak punya kebenaran sedikit pun. Sikap begini bertentangan dengan prinsip demokrasi yang berdasar pada etika, yakni senantiasa menghormati hak-hak, sikap, dan pendapat orang lain. Dengan demikian, tahap awal orang belajar berdemokrasi adalah belajar membuka diri dan memberi ruang untuk bisa menerima pikiran atau pendapat orang lain. Orang yang menutup diri dari mengakui hak-hak, pikiran, dan pendapat orang lain, itulah tiran sejati. Selain itu, selama ini dalam berdemokrasi juga sering disebut adanya tirani minoritas maupun tirani mayoritas. Tirani minoritas itu sejenis oligarki, yakni segelintir atau sekelompok kecil elite amat berkuasa menentukan segala sesuatunya atas keseluruhan kelompok, komunitas, atau golongan, bahkan dalam bernegara-bangsa. Sedangkan tirani mayoritas adalah suatu kelompok mayoritas di suatu masyarakat atau negara yang memaksakan segala kehendak hanya sesuai dengan kepentingan mereka dengan mengesampingkan kepentingan kelompok minoritas. Tirani mayoritas ini juga sering dilakukan lewat sarana dan mekanisme demokrasi, terutama sistem voting. Hasil voting jelas memenangkan kepentingan kelompok mayoritas dan mengesampingkan kepentingan kelompok minoritas. Oleh karena itu, demokrasi Pancasila mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat. Selain itu karena mudahnya terjadi tirani mayoritas lewat mekanisme demokrasi yang ada, dalam negara modern kadar demokrasi juga diukur dengan seberapa besar hak-hak kaum minoritas dihormati dan dipenuhi. Bagi generasi muda yang sedang belajar berdemokrasi, yang terbaik adalah jika sejak awal berlatih menjauhkan diri dari sikap tiran, mau benar dan menang sendiri saja, tidak menghormati hak, pikiran, dan pendapat orang lain.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar