TIM riset JPMorgan Chase & Co. menyebut kemungkinan atau probabilitas Amerika Serikat (AS) tergelincir dalam resesi ekonomi dalam kurun satu tahun 28%, dalam kurun dua tahun 60%, dan dalam kurun tiga tahun mencapai lebih 80%. Menurut laporan riset yang dikutip Bloomberg Jumat (19/19) itu, model yang dijalankan JPMorgan mencakup beragam indikator, mulai dari sentimen konsumen dan pelaku usaha, partisipasi tenaga kerja pria usia produktif, pertumbuhan kompensasi, serta durabilitas dan struktur sebagai bagian dari produk domestik bruto (PDB). Model JPMorgan juga lebih pesimis dibandingkan model yang dilakukan Federal Reserve New York. Bank sentral dalam modelnya menunjukkan probabilitas resesi AS mencapai 14,5%. (Kompas.com, 19/10) Sebelumnya, Ronald Temple, kepala ekuitas AS untuk Lazard Asset Management menyatakan perang dagang antara AS dengan Tiongkok bisa menggiring perekonomian AS masuk ke jurang resesi pada 2020. Ini dipadu gejolak hubungan ekonomi dengan Kanada dan Eropa, serta kenaikan suku bunga acuan The Fed. Kebijakan proteksionis Presiden Donald Trump akan berdampak pada pelambatan ekonomi AS. Ini disebabkan gejolak perdagangan bertubrukan dengan kenaikan suku bunga acuan. "Resesi dalam jangka pendek tidak bisa dihindarkan, namun risiko (resesi) pada 2020 telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir," ujar Temple. Ia menjelaskan bila perang dagang tidak terjadi, risiko resesi perekonomian AS akan berkurang jauh. Namun, tampaknya AS berlebihan dalam mengestimasi berapa banyak Tiongkok harus mengimpor dari AS. Temple juga khawatir dengan cara keras AS memperlakukan sekutu-sekutunya. AS sebenarnya bisa mencapai kesepakatan secara efektif dengan Tiongkok dengan cara bekerja sama dengan Eropa, Kanada, Australia, Jepang, dan negara maju lainnya melalui arah kebijakan. Akibat kerasnya perlakuan AS pada sekutunya, Kamis (18/10), 28 pemimpin negara Eropa berkumpul dengan 20 pemimpin Asia di Brussel, Belgia, membahas kebijakan proteksionis Presiden Trump, melawan perubahan iklim dan memperjuangkan perdagangan bebas. Dari Asia hadir PM Tiongkok Li Keqiang, PM Jepang Sinzo Abe, Presiden Korsel Moon Je-in, dan PM Rusia Medvedev. Semua bekerja sama menghindar dari terseret resesi AS. Pertanda, berlanjut jebloknya bursa saham AS. Menurut CNBC, Jumat (19/10), sejak awal bulan Indeks Dow Jones dan SP 500 melemah lebih 4%, Indeks Nasdaq tertekan hampir 7%, dan sektor teknologi melemah 7.1%.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar