DITEKAN Amerika Serikat (AS) dengan tarif tinggi dalam perang dagang, ekspor Republik Rakyat Tiongkok (RRT) justru melonjak 16% Oktober 2018 dibanding dengan periode sama tahun lalu. CNBC Jumat (Jumat, 9/11) melaporkan angka itu jauh lebih tinggi dari prediksi analis, bahkan lebih kuat dibanding dengan capaian September 2018. Capaian itu mengejutkan karena Oktober 2018 merupakan bulan pertama tarif impor baru dari AS terhadap produk Tiongkok senilai 200 miliar dolar AS mulai berlaku efektif. Para ekonom dan pejabat Tiongkok mengekspektasikan pertumbuhan ekspor akan melambat dalam bulan-bulan akhir 2018. Salah satu alasan ekspor Tiongkok melonjak adalah keinginan korporasi untuk menghindari tarif impor yang lebih tinggi dalam beberapa bulan ke depan. Tarif impor AS terhadap produk Tiongkok akan naik dari 10% menjadi 25% pada akhir tahun ini. "Ini mendorong para eksportir mempercepat pengiriman pesanan ke AS. Namun, bukan ini hal sepenuhnya," kata Louis Kuijs, kepala ekonom Asia di Oxford Economics. (Kompas.com, 9/11/2018) Maksud Kuijs, pelemahan nilai tukar mata uang yuan memegang peranan. Sejak Februari 2018, nilai tukar yuan telah melemah hampir 10% terhadap dolar AS. Pelemahan nilai tukar membuat produk-produk Tiongkok lebih kompetitif dibanding dengan negara-negara eksportir lainnya. Ini juga ikut mengatasi dampak tarif yang diberlakukan AS. Tiongkok juga tertolong dengan kuatnya ekspor ke sejumlah pasar besar, seperti Jepang dan Uni Eropa. "Permintaan global kemungkinan lebih baik dari yang dikhawatirkan," ujar Kuijs. Di sisi lain, Presiden Trump dan Presiden Xi Jin Ping awal November bicara di telepon. Trump menulis di Twitter, diskusi perdagangan dengan Tiongkok "berjalan dengan baik," dan keduanya sepakat untuk bertemu di sela-sela KTT G-20 di Argentina akhir November. Bloomberg dikutip Liputan6.com (3/11) melaporkan Trump ingin mendapat kesepakatan perdagangan dengan Tiongkok. Seusai telepon Xi dia meminta para pejabat untuk mulai menyusun kesepakatan yang potensial. Sementara Presiden Xi berharap Tiongkok dan AS akan mampu mempromosikan hubungan yang stabil dan sehat. "Tim perdagangan kedua negara harus memperkuat kontak dan melakukan konsultasi tentang masalah yang menjadi perhatian kedua pihak, dan mempromosikan rencana yang dapat untuk mencapai konsensus mengenai masalah perdagangan Tiongkok-AS," kata Xi di televisi Pemerintah RRC, CCTV. Dunia menunggu dengan penuh harap konsensus Trump—Xi Jin Ping.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar