KUALITAS pertumbuhan ekonomi lazim dinilai dari daya serapnya terhadap tenaga kerja. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), dari Agustus 2017 hingga Agustus 2018 terserap 2,99 juta tenaga kerja. Dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,1% pada periode tersebut berarti setiap persen pertumbuhan membuka sekitar 600 ribu tenaga kerja. Pertumbuhan yang setiap satu persennya bisa menyerap lebih 500 ribu tenaga kerja itu jelas tergolong berkualitas. Lebih menarik lagi, berdasar pada data BPS yang dirilis Senin (5/11/18) selain menampung angkatan kerja baru dalam masa itu sebesar 2,95 juta orang, juga mengurangi pengangguran dari semula 7,04 juta menjadi tinggal 7 juta (5,34%). Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2018 mencapai 131,01 juta orang, naik 2,95 orang dibanding dengan Agustus 2017. Sementara penduduk yang bekerja sebanyak 124,01 juta orang, naik 2,99 juta orang dibanding dengan Agustus 2017. "Pengangguran di perkotaan lebih besar dari perdesaan," ujar Kepala BPS Suhariyanto. (Kompas.com, 5/11/2018) Jumlah pekerja di sektor informal turun 0,19%, pada Agustus 2018 menjadi 56,84%. Peningkatan persentase penduduk yang bekerja terjadi di sektor penyediaan akomodasi dan makan minum 0,47% poin, industri pengolahan 0,21% poin, dan transportasi 0,17% poin. Namun sejumlah sektor mengalami penurunan lapangan kerja. Di sektor pertanian turun 0,89% poin, jasa lainnya turun 0,11% poin, dan jasa pendidikan turun 0,05% poin. Ada yang perlu dicermati data BPS itu. Yakni, pertumbuhan angkatan kerja baru di negeri kita, 2,95 juta orang setahun. Dengan pertambahan penduduk yang pesat hingga kini sudah mencapai 260 juta jiwa, pertumbuhan angkatan kerja baru kita tahun depan akan tembus tiga juta orang setahun. Dengan sistem ekonomi sekarang yang mampu mengakomodasi angkatan kerja baru, bahkan mengurangi panjang barisan pengangguran, cukup bijaksana jika memelihara sistem yang terbukti on the track tersebut. Tentu dengan penguatan di sana-sini untuk mengembangkan akomodasinya terhadap angkatan kerja yang terus naik. Kita tak perlu ugal-ugalan coba-coba bereksperimen mengubah sistem yang ada. Kecuali mungkin, menyesuaikan pada tuntutan kondisi realistis tekanan global dengan beragam masalah aktualnya. Tapi salah satu penyesuaian terpenting justru terhadap kondisi internal dengan makin baiknya infrastruktur, pertumbuhan sentra-sentra industri baru harus didorong menyebar di seantero negeri agar membuka lapangan kerja baru yang luas.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar