Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Jokowi: Lebih Murah di Lampung!

SEBELUM jalan sehat di Tugu Adipura, Sabtu (24/11/2018) pagi Presiden Joko Widodo blusukan ke Pasar Pasirgintung, Tanjungkarang, Bandar Lampung. Ia menemukan harga bahan pangan di pasar itu lebih murah dari pasar lain yang dia kunjungi belakangan ini. "Cabai lebih murah, tempe juga. Tempe hanya Rp3.000, saya enggak tahu, tapi tempe lebih murah di Lampung," ujar Jokowi. (detiknews, 24/11/2018) Tak hanya tempe dan bumbu-bumbuan, harga sayur-mayur juga disebutnya lebih murah. "Sayur, bayam atau kangkung ikat itu Rp2.500, di sini Rp1.500 atau Rp2.000. Ada yang Rp1.000, Rp1.500, ada yang Rp2.000. Di sini lebih murah," kata Jokowi yang pagi itu memborong tempe. Arwiyati (54), pedagang yang lapaknya dikunjungi Jokowi mengatakan, "Tadi (Jokowi) beli Rp100 ribu. Tadi saya kasih tiga kantong kresek." Pasar Pasirgintung yang dikunjungi Jokowi sebenarnya “pasar induk”, tempat berbelanja atau kulakan para pedagang sayur-mayur di pasar-pasar dan warung tradisional sekitar Bandar Lampung. Di pasar yang ramai sepanjang malam ini, harga bahan pangan memang lebih murah dari pasar lain karena sebagai tempat kulakan pedagang pasar lain. Bahkan, Pasar Pasirgintung dapat disebut sebagai Benteng Terakhir Pasar Tradisional di Kota Bandar Lampung dan sekitarnya, karena bahan pangan yang diperdagangkan di pasar ini menjadi pembeda isi dagangan antara pasar dan warung tradisional dengan pasar modern—mal, supermarket hingga minimarket. Selain posisinya yang sepenting itu bagi pasar dan warung tradisional Bandar Lampung, Pasar Pasirgintung menjadi lebih strategis lagi dengan fungsinya sebagai muara panenan pertanian hortikultura se-Provinsi Lampung, khususnya sayur-mayur. Bukan hanya sayur tegalan: kangkung, bayam, kacang panjang dan sejenisnya. Tapi juga sayur gunung seperti kol, sawi, wortel, kentang, dan lainnya. Peran yang demikian penting secara ekonomis bagi Provinsi Lampung tersebut, pernah memikat investor membangun pasar induk lebih bagus, di Pasar Tamin. Tetapi, bukan para pedagang tidak mau pindah, melainkan para pelanggan yang sudah terbiasa dini hari ke Pasar Pasirgintung, membuat pemindahan pasar itu tidak lancar. Kemudian muncul investor bersama Pemkot mau memodernisasi pasar ini di lokasi Pasar SMEP. Pasar SMEP dibongkar, tapi cuma jadi lubang galian fondasi bertahun-tahun. Nasib malang Pasar SMEP, Sabtu pagi disampaikan ke Jokowi. Siapa tahu Jokowi mau mengatasi masalah yang tidak mampu diselesaikan pemerintahan di Lampung itu.

0 komentar: