DANA Moneter Internasional (IMF) menyetujui paket pinjaman untuk Argentina sebesar 56 miliar dolar AS atau sekitar Rp850 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS). IMF menyatakan dana 5,7 miliar dolar secepatnya dikucurkan kepada pemerintahan Presiden Mauricio Macri. Krisis ekonomi melanda Argentina akibat merosotnya 50% nilai tukar mata uang peso terhadap dolar AS sejak awal 2018 hingga April. Agustus peso kembali tergelincir 20% hanya dalam waktu dua hari akibat Macri mengumunkan pihaknya menegosiasi ulang pinjaman kepada IMF. Padahal pada Juni 2018 Argentina telah mencapai kesepakatan pinjaman dengan IMF selama tiga tahun sebesar 50 miliar dolar AS. Kesepakatan itu untuk memberi ruang gerak bagi Pemerintah Argentina dan meyakinkan investor di tengah anjloknya nilai mata uang dan menganganya defisit fiskal, termasuk inflasi yang meroket dan utang obligasi yang menekan. Adapun inflasi diproyeksikan IMF mencapai hampir 32%, dengan ekonomi Argentina akan terkontraksi 2,6% pada tahun ini, lapor Aljazeera dikutip Kompas.com (27/10/2018). Sebenarnya sampai Agustus itu Argentina sudah menerima pinjaman 15 miliar dolar AS, dan mencairkan lagi tambahan 5 miliar dolar lebih cepat. Jadi, sampai kesepakatan terakhir IMF telah mencairkan 20 miliar dolar AS untuk Argentina. Untuk mengatasi krisis ekonomi, Presiden Macri meluncurkan sejumlah kebijakan darurat, memangkas jumlah kementerian dan menaikkan pajak ekspor. Tahun lalu defisit anggaran Argentina mencapai 3,9% dari produk domestik bruto (PDB). Pemerintah menargetkan angka tersebut turun menjadi 2,7% pada 2018, dan 0% pada 2019. Kementerian Keuangan Argentina menyatakan, kesepakatan dengan IMF termasuk komitmen untuk menjaga belanja program sosial lebih 1,2% dari PDB untuk melindungi golongan masyarakat yang paling rentan. Argentina berpenduduk 45 juta, relatif maju. Dua kali juara dunia sepak bola (1978 dibintangi Mario Kempes dan 1986 dibintangi Diego Maradona). Pendapatan per kapita 2015 sebesar 13.485 dolar AS (Indonesia sekitar 4.000 dolar AS). Rakyatnya gemar makan steik, konsumsi daging sapi terbesar ketiga dunia (86,5 kg/orang/tahun, Indonesia 2 kg/tahun). Tapi Argentina acap dilanda krisis. Tahun 1989 Presiden Raul Alfonsin jatuh akibat hiperinflasi 5.000%. Penggantinya Carlos Menem 1999 turun dengan mewariskan pengangguran 14,5%. Penggantinya Fernando de la Rua, 2001 diturunkan, gagal bayar utang luar negeri 132 miliar dolar yang jatuh tempo.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar