SINGAPURA bakal menjadi kota pertama di dunia yang menggunakan taksi terbang nirawak (drone) sebagai transportasi publik. Tak kepalang, uji cobanya dilakukan di rute komersial yang sibuk lalu lintasnya 2019. Volocopter, perusahaan asal Jerman yang bergerak di bidang multirotor helikopter elektronik, memaksudkan uji coba itu untuk memvalidasi dan memverifikasi kemampuan transportasi terbang perusahaannya. Mereka akan mendemonstrasikan penerbangan tersebut kepada publik. Dalam pengembangan proyek tersebut, Volocopter didukung Pemerintah Singapura melalui Kementerian Transportasi, Otoritas Penerbangan Sipil, dan Dewan Pengembangan Ekonomi. Uji coba di Singapura merupakan lanjutan setelah sebelumnya dilakukan Volocopter di Jerman untuk taksi udara dan pesawat autonomous di Dubai 2017. "Uji coba di Singapura akan dilakukan di dalam lingkungan urban dan sepenuhnya berada di kondisi iklim yang berbeda dibanding Jerman," ujar Alex Zosel, co-founder Volocopter, dikutip Kompas-tekno dari Digital Trends, Jumat (26/10/2018). Aspek lingkungan urban dan iklim akan menjadi pertimbangan untuk pengembangan taksi terbang dalam lingkup kota. "Kemudian di Singapura, kami akan mencari rute komersial yang berpotensi untuk uji coba guna menggunakan rute-rute tersebut. Kami akan bekerja dalam integrasi udara di wilayah udara yang lebih rendah di atas kota, sebuah aspek penting untuk menerapkan cara baru transportasi ini," kata dia. Metode lepas landas dan mendarat secara vertikal (VTOL) taksi udara di Singapura nantinya kurang lebih mirip helikopter. Namun, taksi udara itu menggunakan teknologi seperti drone atau pesawat tanpa awak, meski dengan 18 rotor, bukan empat rotor seperti yang umum ditemukan pada squadcopter. Dengan rotor lebih banyak diharapkan bisa jauh lebih aman penerbangannya. Taksi terbang nantinya bisa mengangkut dua penumpang dengan jarak tempuh di bawah 30 kilometer. Transportasi udara itu menggunakan daya listrik, bebas emisi, dan diklaim akan terbang tanpa mengeluarkan suara bising. "Kami berharap rute taksi terbang komersial pertama akan dibuka dalam tiga hingga lima tahun," ujar Zosel. "Jadi saat saya mundur, dalam kurun waktu 12 tahun, saya ingin ada sistem infrastruktur penuh Volocopter setidaknya di 10 kota dunia." Kalau Singapura menyiapkan taksi terbang komersial di kawasan urban padat penduduk, Jakarta yang macet mengaktifkan kembali becak demi politik populis. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Minggu, 04 November 2018
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar