JUMLAH warga miskin di Indonesia pada September 2018 menjadi 25,67 juta orang, turun 908.400 orang dibanding September 2017. Persentasenya juga menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) turun menjadi 9,66% dari total penduduk, dari 9,82% pada Maret 2018. Penguatan angka kemiskinan di level satu digit itu, menurut Kepala BPS Suhariyanto, ditopang naiknya upah buruh tani pada September 2018 sebesar 1,6% dari Maret 2018 menjadi Rp38.305, juga nilai tukar petani (NTP) dalam periode sama naik 1,21% menjadi 103,17, lalu inflasi yang rendah dari Maret ke September 2018 hanya 0,94%. Turunnya jumlah orang miskin yang signifikan itu diikuti penurunan indeks kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan. Pada September 2017 indeks kedalaman kemiskinan tercatat sebesar 1,79, pada September 2018 turun menjadi 1,63. Demikian pula indeks keparahan kemiskinan, September 2017 pada 0,46, pada September 2018 menjadi 0,41. (Kompas.com, 16/1/2018) Seiring turunnya jumlah orang miskin serta kedalaman dan keparahan kemiskinan itu, Rasio Gini yang mengukur ketimpangan distribusi pendapatan dalam masyarakat juga turun, jadi 0,384. Pada Maret 2018 Rasio Gini pada 0,389 dan September 2017 pada 0,391. Angka Rasio Gini itu menunjukkan perbaikan masyarakat Indonesia dari kondisi ketimpangan terburuk pada September 2014, yakni di angka 0,414. (CNBC-Indonesia, 16/7/2018) Itu sebelum Jokowi-JK dilantik 20 Oktober 2014. Warga miskin adalah yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan makanan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan setara 2.100 kalori/kapita/hari. "Sejak tahun 1998 siapa pun presidennya tak berubah metodologinya, sehingga hasilnya bisa dibandingkan zaman presiden siapa pun," kata Suhariyanto. (BeritaSatu.com, 15/1) Garis kemiskinan pada September 2018 tercatat sebesar Rp410.670/kapita/bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp302.022 (73,54%) dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp108.648 (26,46%). Pada September 2018 rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,63 orang anggota rumah tangga. Maka, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga rata-rata adalah sebesar Rp1.901.402/rumah tangga miskin/bulan. Berdasar pada ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40% terbawah sebesar 17,47%. Hal ini berarti pengeluaran warga miskin pada 2018 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah.***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar