Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Menyimak Laju Ekonomi Nasional!

SEBERAPA laju perekonomian nasional dan di mana posisinya saat ini, bisa disimak lewat klarifikasi Staf Khusus Presiden, Ahmad Erani Yustika, terhadap kritik sebuah media asing yang tidak didasarkan pada data yang akurat dan peta komprehensif atas kemajuan ekonomi Indonesia dari waktu ke waktu. Ahmad Erani memulai klarifikasinya dari pertumbuhan pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) sepanjang 2015—2017 terus mengalami peningkatan, rata-rata tumbuh 5,2% per tahun. Sedangkan periode 2012—2014 tumbuh 3,5% per tahun. (detik-finance, 26/1/2018) Kontribusi PMTDB terhadap produk domestik bruto (PDB) naik dari 31% pada 2010 menjadi 32,16% pada 2017. Realisasi penanaman modal dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Jika memperhatikan perkembangan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi dunia mulai melambat sejak 2011. Tren pertumbuhan ekonomi Indonesia justru naik dari 5,01% pada 2014 menjadi 5,17% pada 2018 (triwulan III). Tren pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan penurunan sejak 2011 hingga 2015. Pada 2011, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5% dan turun menjadi 4,9% pada 2015; setelah itu pertumbuhan ekonomi menanjak kembali secara perlahan di saat negara lain pertumbuhan ekonomi makin turun, termasuk Tiongkok. Kualitas pertumbuhan ekonomi membaik. Untuk pertama kalinya sejak 2016 pertumbuhan ekonomi bisa menurunkan angka kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan pendapatan secara bersamaan. Seperti diketahui, pada periode 2005—2014 ketimpangan pendapatan terus meningkat. Kemiskinan turun dari 11% (2014) menjadi 9,6% (2018). Pengangguran turun dari 5,94% (2014) menjadi 5,3% (2018). Ketimpangan pendapatan turun dari 0,4 (2014) menjadi 0,38 (2018). Inflasi yang menjadi ukuran perbaikan daya beli masyarakat cenderung turun. inflasi pangan terkendali. Pada 2015—2018, inflasi harga pangan (volatile food) hanya 2,2% per tahun. Periode 2010—2013 rata-rata 9,6%; dam periode 2005—2008 raya-rata 14,3% per tahun. Pertumbuhan PDB per kapita lebih tinggi dari inflasi. Pada periode 2015—2017, rata-rata pertumbuhan PDB per kapita sebesar 3,68% per tahun dengan inflasi rata-rata 3,39% per tahun. Pertumbuhan PDB per kapita sepanjang 2012—2014 rata-rata 4,1% per tahun di mana rata-rata inflasi sebesar 7% per rahun. Manajemen fiskal terkelola dengan baik, yang tergambar dari defisit di bawah 3%. Indikator sektor keuangan sehat. NPL di bawah 5% dan CAR di atas 20%, serta utang di bawah 30% dari PDB. *** (Bersambung)

0 komentar: