Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Karet untuk Aspal Sudah Jalan, 7%!

PROGRAM penggunaan karet untuk campuran aspal sudah berjalan untuk jalan nasional, kata Plt Dirjen Industri Agro Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono. Penggunaannya sudah dimulai sejak 2018 dengan jumlah pemakaian karet 7% dari volume aspal. "Teman-teman PU (PUPR) sudah memanfaatkan aspal karet. Akan diperluas lagi rapatnya untuk pemerintah daerah. Pemerintah didorong menggunakan aspal karet," ujar Sigit di Kemenko Perekonomian. (Kompas.com, 21/1/2019) Menurut Sigit, terdapat beberapa jenis jalan yang bisa menggunakan karet sebagai bahan campuran aspal, mulai dari jalan nasional, provinsi, dan kabupaten. Ketahanannya pun telah teruji. "Yang banyak ternyata jalan kabupaten. Empat kali lipat dari jalan pusat, sekitar 380 ribu kilometer. Itu seluruh Indonesia," jelasnya. Kemenko Perekonomian dan kementerian terkait tengah mengkaji pemanfaatan karet untuk pembangunan jalan. Dirjen Perkebunan Kementan Bambang mengatakan mereka membahas spesifikasi teknis produk karet yang bisa digunakan untuk itu. Setelah itu, kepada petani diberikan treatment karet yang harus mereka produksi. Dengan standar kualitas yang ditetapkan itu, karet rakyat akan dihargai Rp9.000 sampai Rp10 ribu per kg. Harga itu telah memperbaiki harga karet rakyat, dibanding dengan sekarang Rp6.000 per kg. "Kita dorong petani untuk menghasilkan spesifikasi yang dibutuhkan supaya harganya bisa masuk. Jadi petani bisa mendapatkan penghasilan yang wajar," ujar Bambang. (Liputan6.com, 21/1/2019) Selain karet untuk campuran aspal, PUPR tahun lalu juga meneliti limbah plastik sebagai campuran aspal. Kepala Balitbang PUPR Danis H Sumadilaga mengatakan penggunaan aspal campuran limbah plastik ini telah diuji coba pada beberapa ruas jalan nasional di Jakarta, Maros (Sulsel), Bekasi (Jabar), Denpasar (Bali), dan tol Tangerang—Merak. Rata-rata proyek tersebut menggunakan campuran 6% limbah plastik. "Campuran dengan plastik kresek ini lebih tahan terhadap deformasi dan retak dibanding dengan campuran aspal panas biasa," ujar Sumadilaga. (Republika.co.id, 22/2/2018) Berarti ada dua bahan campuran aspal yang sudah teruji, karet dan plastik. Lebih baik jika keduanya diuji coba dalam satu paket, 7% karet dan 6% plastik. Selain petani karet tertolong, bangsa juga diselamatkan dari limbah plastik, yang telah mencemari ikan di laut dengan mikroplastik. Kita juga bisa menambang gunung-gunung sampah plastik di samudra untuk aspal jalan, menyelamatkan masa depan manusia.***

0 komentar: