PT Indosat Tbk (ISAT) sepanjang 2018 merugi Rp2,4 triliun. Padahal 2017 mencatat laba bersih Rp1,13 triliun. Kerugian terjadi akibat banting harga paket data. Bahkan pada akhir September 2018, penjualan ISAT sebesar Rp16,76 triliun disalip dari posisi dua (setelah Telkomsel) oleh XL Axiata dengan penjualan sebesar Rp16,9 triliun. Berdasarkan laporan keuangan ISAT di website Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan ISAT sepanjang 2018 turun cukup dalam hingga 22,68% year on year (yoy) menjadi Rp23,16 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp29,92 triliun. Sumber-sumber pendapatan ISAT serentak turun yakni pendapatan seluler merosot 26,38% jadi Rp18,02 triliun. Pendapatan multimedia, komunikasi data dan internet turun 3,10% jadi Rp4,38 triliun. Sedang pendapatan komunikasi tetap turun 20,12% jadi Rp729,4 miliar. Uniknya, kerugian itu terjadi justru ketika total beban ISAT mengalami efisiensi 8,84% jadi Rp23,60 triliun dibandingkan total beban tahun sebelumnya Rp25,89 triliun. Bahkan, ISAT juga mencatatkan keuntungan yang diasosiasikan dalam penjualan saham PT Antarjasa Pembayaran Elektronik yang dimiliki secara langsung lewat PT Aplikanusa Lintasarta sebesar Rp924,89 miliar. Merosotnya pendapatan menyebabkan biaya beban dan biaya keuangan sebesar Rp2,12 triliun tak bisa ditutupi. Akibat kerugian tersebut, ekuitas perusahaan merosot menjadi Rp12,13 triliun dari tahun sebelumnya Rp14,81 triliun. (Kompas.com, 6/3/2019) Direktur Utama Indosat Chris Kanter kepada Kontan.co.id menyatakan akan merebut kembali posisi dua dalam penjualan yang disalip pesaing akhir September itu. Salah satu cara perusahaan untuk itu menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure jumbo, yang bernilai sampai Rp30 triliun dalam dua tahun ke depan yang didapatkan dari induk, Ooredo. Dana itu akan digunakan untuk memperbaiki dan memperluas jaringan. Hingga akhir 2018, seluruh jaringan Indosat sudah 4G, sementara untuk 5G masih dalam perencanaan. Di sisi lain, lanjut Chris, perusahaan akan menaikkan harga paket data secara bertahap dan dibuat tidak terasa oleh pelanggan. Indosat tidak akan lagi membanting harga seperti yang selama ini dilakukan. Sampai akhir September 2018, Indosat mengalami penurunan jumlah pelanggan hingga 33,9% menjadi 64,1 juta pelanggan dari periode sama tahun sebelumnya 97 juta pelanggan. Pelanggan prabayar turun 34,6% jadi 62,6 juta, sedang pelanggan pascabayar naik 25% jadi 1,5 juta pelanggan.***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar