PERUSAHAAN rintisan berbasis aplikasi online (start up) yang mencapai valuasi 1 miliar dolar AS disebut Unicorn. Di Indonesia ada sejumlah Unicorn yakni Lazada, Tokopedia, Go-Jek, Traveloka, dan Bukalapak. Sedang Grab yang bermarkas di Singapura, kini naik daun menjadi Decacorn, valuasinya lebih 10 miliar dolar AS. Grab memulai perjalanan 2012 dengan aplikasi layanan Grab Taxi. Kini berkembang menjadi superapp, Grab melengkapi layanan dengan GrabBike, GrabFood, GrabExpress, GrabFresh, dan lainnya. Semua itu menjadikan Grab memimpin pasar Asia Tenggara, menjangkau 336 kota di delapan negara Asia Tenggara pada 2018. Aplikasinya diunduh lebih dari 138 juta kali. Grab dipimpin oleh Anthony Tan, pendiri sekaligus chief executive officer (CEO). Sedangkan Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Langkah Grab di Indonesia dimulai 2014. Kini setelah lima tahun, layanan Grab telah menjangkau 222 kota di Indonesia. Artikel di laman fastcompany.com dikutip Kompas.com (28/2/2019) menyebut selama 2018 Grab berhasil mencatatkan pendapatan sebesar 1 miliar dolar AS dan mampu meraup dana segar lebih dari 3 juta dolar AS. Berdasar laporan yang dikeluarkan Google dan Temasek pada November 2018, dalam tiga tahun terakhir perusahaan tersebut berhasil menarik investasi bernilai lebih dari 10 miliar dolar AS. Jumlahnya diprediksi akan mencapai angka 28 miliar dolar AS pada 2025. Seorang juru bicara Grab mengatakan investasi tersebut akan digunakan untuk pengembangan aplikasi Grab sebagai superapp dan melanjutkan investasi di Indonesia. "Kami akan menggunakan investasi tersebut untuk mendukung visi Grab menjadi aplikasi super harian terkemuka di Asia Tenhgara, memperluas bisnis pengiriman makanan, pembayaran, dan layanan keuangan, sambil melanjutkan investasi kami di Indonesia," ujar juru bicara Grab. Dengan semua capaian tersebut, tidak heran jika pada 2019 Grab berhasil menjadi start up Asia Tenggara pertama yang meraih status Decacorn. Di sisi lain, Go-Jek sebagai rintisan usaha anak bangsa yang menjadi pesaing utama Grab di Indonesia, kini mengembangkan sayapnya di negara-negara Asia Tenggara. Akhir Juni 2018 Go-Jek telah meluncur di Vietnam dengan nama Go-Viet. Disusul di Thailand dengan nama GET. Selanjutnya, Go-Jek masuk Singapura dan Filipina. Untuk perluasan investasinya di luar negeri, Go-Jek didukung para investor prestisius, seperti Astra Internasional, Warbung Pincus, KKR, Meifuan, Tencent, Google, dan Temasek.***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar