VIDEO berjudul Chinese Money Trap (Jebakan Dana Tiongkok) yang diunggah Nas Daily beredar di Youtube. Video itu dibuat Nuseir Yassin, yang September 2018 ditolak masuk Indonesia karena berpaspor Israel. Isinya, negara yang gagal membayar utang dari Tiongkok, negara tersebut akan dikuasai Tiongkok. Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Nufransa Wira Sakti, video tersebut juga ditonton orang Indonesia lalu dihubungkan dengan utang pemerintah dari Tiongkok. Ia pun menyajikan data dan fakta tentang utang pemerintah RI. (Kompas.com, 9/3/2019) Utang pemerintah terdiri dari dua kelompok besar, yaitu pinjaman dan Surat Berharga Negara (SBN). Persentase utang yang berasal dari pemberi pinjaman sebesar 18,23% pada akhir 2018. Sementara yang berasal dari SBN investor di pasar modal sebesar 81,77%. Pemberi pinjaman kepada pemerintah berasal dari berbagai lembaga dunia dan beberapa negara antara lain, World Bank, Asia Development Bank (ADB), Jepang, Jerman, Prancis, dan Tiongkok. Pada akhir 2018, pinjaman pemerintah kepada Tiongkok sekitar Rp22 triliun atau sebesar 0,50% dari jumlah total utang pemerintah. Untuk pinjaman oleh perusahaan swasta Indonesia dan Tiongkok dilakukan secara business to business, sedangkan pinjaman pemerintah dilakukan secara government to govenrment. Perjanjian pinjaman pemerintah dengan Tiongkok dan juga negara lain dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan aman bagi pemerintah. Ini sesuai dengan pedoman pengadaan pinjaman pada Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011. Soal rasio utang. Untuk melihat kewajaran utang, bandingkan dengan penghasilannya. Dalam suatu negara penghasilan dilihat melalui produk domestik bruto (PDB). Dilihat dari rasio utang dengan PDB, sebagian besar negara yang disebut dalam video itu memiliki rasio utang pemerintah per PDB yang lebih tinggi dibanding dengan Indonesia yang saat ini 29,78%. Sedangkan Sri Lanka 77,6%, Pakistan 67,2%, Malaysia 50,9%, Laos 50,0%, Mongolia 79,4%, Mesir 101,2%, Kenya 57,1%, Afrika Selatan 53,1%, Papua Nugini 33,5%. Sementara rasio defisit APBN per PDB, Indonesia 2,5%; sedangkan Sri Lanka 5,5%, Pakistan 5,8%, Malaysia 3%, Mongolia 6,2%, Mesir 10,7%, Kenya 9,5%, Afrika Selatan 3,5%. Dengan demikian jelas, video yang diunggah di Youtube itu hanya terkait negara-negara yang disebutkan dalam video tersebut, sama sekali tak ada kaitannya dengan Indonesia; yang utangnya ke Tiongkok cuma 0,50%.***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar