PEMROSESAN sampah organik menjadi pupuk kompos berkualitas tidak mesti lewat mesin di pabrik, tetapi juga secara biologis kerakusan ulat dan lalat dalam menggasak sampah. Inovasi di Unit Pengolahan Sampah (UPS) Kota Depok, Jawa Barat, ulat maggot atau black soldier fly ditugasi mengolah sampah menjadi pupuk. Salah satu UPS yang menggunakan metode ini yaitu UPS Merdeka 2 di Sukmajaya, Depok. Kepala UPS tersebut, Heryanto, mengatakan pihaknya mengembangkan ulat maggot untuk memproses sampah. Maggot berkembang lewat metamorfosis dari fase telur menjadi larva dan menjadi ulat. Ulat pun berkembang menjadi lalat setelah diberi sampah organik. Lalat itu nanti direkayasa kawin secara alami dan bertelur. Setelah bertelur lalatnya mati. Siklus alamiahnya dimulai dari telur menetas jadi larva lagi. Lalat maggot mampu mengolah puluhan ton sampah organik dalam 15 hari. Semua proses alamiah lalat maggot itu difasilitasi di UPS. Dari tempat lalat dikandangkan untuk kawin dan ditampung telurnya di ember. Setelah telur berubah menjadi larva dimasukkan ke bak sampah yang jadi makanan dan sarananya berkembang menjadi ulat yang ganas melahap sampah. Akhirnya ia berubah menjadi lalat dan menyelesaikan proses pembuatan sampah menjadi pupuk. Selain untuk mengolah sampah, ulat maggot yang siap panen, menurut Heriyanto, juga bisa digunakan untuk pakan ternak, seperti ikan dan unggas. Juga bisa dijadikan pestisida alami dengan cara digiling dan diambil cairannya. Sisa penguraian sampah oleh maggot menjadi pupuk organik berkualitas tinggi. (Kompas.com, 21/02/2019) Pemerintah Kota Depok kini menyosialisasikan pengolahan sampah dengan ulat maggot ini ke warga kotanya. "Kami memanfaatkan warga dari pasar dan sebagian rumah tangga di Depok untuk memilah sampahnya sendiri," ujar Heriyanto. "Kami telah meminjamkan ember sebagai wadah untuk nantinya masing-masing rumah tangga meletakkan sampah organik tersebut di wadah besar yang sudah kami pinjamkan," kata dia. Warga yang memilah sampahnya sendiri dan menyerahkannya ke UPS dapat menukarkan itu dengan karung-karung berisi pupuk secara gratis. Sampah organik yang telah diolah itu merupakan pupuk yang sangat baik dan bisa dijual. "Warga yang hendak minta pupuk dapat menukarnya dengan satu ember sampah organik ke UPS." Jadi, proses mengolah sampah menjadi pupuk bukan semata kerja ulat dan lalat, melainkan juga rekayasa sosial membiasakan warga memilah sampah rumah tangganya. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar