Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Kantong Belanja Nabati Atasi Sampah Plastik!

KANTONG belanja nabati terbuat dari tapioka atau tepung singkong yang ramah lingkungan, telah diproduksi di Indonesia untuk pengganti kantong belanja plastik yang sampahnya telah mengancam kehidupan manusia. Menurut laporan penelitian Universitas Georgia (2015), timbunan sampah plastik di laut Indonesia terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Ancaman sampah plastik terhadap kehidupan manusia itu, seperti dilansir BBC Indonesia bahwa penelitian oleh Conservancy tentang pasar ikan menyebutkan dari data di seluruh dunia, 28% ikan Indonesia mengandung plastik. (Goodnewsfromindonesia.id, 23/11/2017) Bahaya sampah plastik itu karena tak bisa terurai sempurna sebelum 5.000 tahun, sedangkan ikan yang mengandung mikroplastik itu dikonsumsi manusia. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, produksi sampah plastik Indonesia sekitar 5,4 juta ton per tahun yang merupakan 14% dari total timbunan sampah nasional. (Kompas.com, 8/5/2017) Karena masalah sampah plastik di laut Indonesia ini telah menjadi isu global, Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan saat membuka diskusi masalah ini di Bonn, Jerman (23/5/2017), menyatakan Indonesia bertekad mengurangi sampah plastik hingga 70% pada 2025. Tantangan mengatasi ancaman serius sampah plastik terhadap kehidupan manusia itu mulai teratasi dengan inovasi kantong belanja nabati yang ramah lingkungan. Dan tentu saja, untuk kebutuhan terhadap kantong belanja yang demikian besar, secara instan cukup banyak pabrik yang memproduksinya. Distribusinya juga, selain direct selling, juga tersedia nyaris di semua market place belanja daring. Sementara harganya, semestinya tidak lebih mahal dari kantong plastik konvensional. Sebab, bahan bakunya tepung tapioka produk dalam negeri, sedangkan kantong plastik lama terbuat dari biji plastik yang harus diimpor. Dengan produksi kantong belanja nabati terbuat dari singkong, dengan sendirinya harga singkong petani akan terdongkrak naik. Untuk Lampung, Antara pada September 2018 melaporkan harga singkong petani sudah mencapai Rp1.850/kg. Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik yang baru-baru ini mengunjungi salah satu pabrik kantong belanja nabati di Tangerang, Banten, mencatat kelebihan kantong nabati, yakni tahan minyak sekalipun panas. Kemudian, tahan suhu tinggi serta mengurung udara sehingga saat membawa makanan berbau tajam, baunya tidak menyebar. Lalu, mampu diuraikan oleh mikroorganisme dalam waktu singkat. ***

0 komentar: