UNTUK mencapai target rasio elektrifikasi 99,9% pada 2019, setelah 2018 mencapai 98,3%, pemerintah membantu biaya sambung aliran listrik 450 VA kepada 1,2 juta rumah warga kurang mampu. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengalokasikan dana APBN Rp6 triliun untuk biaya sambungan tersebut. "Tarif sambungan listrik itu masih banyak yang enggak mampu," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan. "Memang tantangannya ialah daya beli masyarakat atau saudara-saudara kita ada sebagian yang belum mampu membayar biaya sambung. Yang 450 VA, yang tidak mampu itu sekitar 1,2 juta rumah tangga." (MI, 20/3/2019) Selain Kementerian ESDM, PLN juga telah menyediakan bantuan serupa. Bahkan mereka sudah menurunkan biaya sambungan listrik untuk pelanggan 450 VA menjadi hanya Rp500 ribu. Juga BUMN lainnya, lewat program corporate social responsibility (CSR) melakukan aksi sambungan listrik gratis. Hal itu dilakukan mengingat masih banyaknya warga kurang mampu yang belum bisa membayar biaya sambungan listrik. Jonan juga mengimbau pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten/kota mengalokasikan anggaran (APBD) untuk memberikan subsidi biaya penyambungan instalasi listrik baru di rumah-rumah warga kurang mampu. "Tolong kepala Dinas ESDM beri tahu gubernur, bupati atau wali kotanya, kalau bisa disisihkan dari APBD untuk mendukung biaya sambung listrik," harap Jonan. Upaya pemerintah dalam pemasangan listrik tersebut merupakan salah satu cara untuk mengejar rasio elektrifikasi tahun ini sebesar 99,9%. Tahun lalu, rasio elektrifikasi rumah tangga telah mencapai 98,3%. Merupakan komitmen pemerintah, tegas Jonan, melayani semua lapisan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akses listrik dengan harga terjangkau. DPR telah menyetujui dalam RAPBN 2019 alokasi subsidi energi sebesar Rp157,79 triliun. Pemenuhan kebutuhan listrik untuk warga kurang mampu menjadi sarana keadilan menikmati subsidi energi yang dialokasikan APBN sedemikian besar. Rumah warga kurang mampu amat membutuhkan listrik, untuk meningkatkan kualitas hidup, utamanya untuk penerangan anak-anak belajar. Pendidikan merupakan sarana meningkatkan taraf hidup dan status sosial dalam mobilitas struktural masyarakat. Rasio elektrifikasi yang optimal mencerminkan siapnya fasilitas mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, pemda semua jenjang idealnya merespons imbauan Jonan untuk mewujudkan rasio elektrifikasi 99,9% di daerahnya.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar