Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Deflasi, Modal Masuk Rp63 Triliun!

FEBRUARI 2019 merupakan masa adem bagi bank sentral. Bulan itu terjadi deflasi 0,08%, bahkan khusus untuk kelompok bahan makanan yang terkait daya beli masyarakat lapisan terbawah, deflasinya tertinggi, 1,11%. Sementara pada akhir bulan itu, 28 Februari, modal asing yang masuk tercatat Rp63 triliun. Dua hal itu, pengendalian inflasi dan arus modal, merupakan dua sisi yang kendalinya di tangan bank sentral, dalam hal ini Bank Indonesia (BI). Karena itu, wajar kalau suara Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo segar ketika menjelaskan hingga 28 Februari 2019 aliran modal asing yang masuk mencapai Rp63 triliun. Komposisinya, surat berharga negara Rp49,5 triliun, saham Rp12,6 triliun, dan sertifikat Bank Indonesia (SBI) Rp1,4 triliun. "Ini jauh lebih tinggi dari aliran modal asing masuk periode yang sama 28 Februari 2018 hanya Rp6 triliun," jelas Perry. (detik-finance, 1/3/2019) Menurut Perry, kondisi tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya yang terjadi pembalikan modal asing. "Jadi kalau tahun lalu sampai periode yang sama itu totalnya Rp6 triliun. Dahulu yang masuk ke SBN Rp12 triliun, tapi juga ada yang keluar di saham Rp7,4 triliun," ujarnya. Ini terjadi karena dewasa ini kepercayaan investor mulai meningkat terhadap prospek ekonomi Indonesia. Investor juga menilai kebijakan-kebijakan yang ditempuh pemerintah dan BI hingga berbagai pihak. Serta bagaimana aspek pengembangan pasar itu menunjukkan bahwa kepercayaan sudah cukup bagus, jelasnya. "Diharapkan aliran portofolio asing yang masuk akan terus berlanjut. Ini juga menunjukkan bahwa sesuai dengan perkiraan kita di kuartal I neraca pembayaran juga diperkirakan akan surplus," ujar Perry. Sementara itu, terjadinya deflasi pada Februari 2019 dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS). Deflasi akibat penurunan harga bahan pangan, dengan kelompok bahan makanan mengalami deflasi 1,11%. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari—Februari) 2019 sebesar 0,24%. Sedang inflasi tahun ke tahun (Februari 2019 terhadap Februari 2018) sebesar 2,57%. Dari 82 kota IHK, 69 kota mengalami deflasi. (Kompas.com, 1/3/2019) Luasnya wilayah deflasi mencerminkan kondusifnya perekonomian nasional di daerah-daerah. Sementara derasnya arus masuk modal asing, mencerminkan mantapnya kondisi makro dan fundamental ekonomi nasional. Semua itu juga bisa dinilai sebagai hasil keselarasan kinerja pemerintah dan BI, didukung semua komponen ekonomi nasional yang teraransemen secara harmonis.***

0 komentar: