Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Globalisasi pun Jadi Deglobalisasi!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Senin 09-09-2019
Globalisasi pun Jadi Deglobalisasi!
H. Bambang Eka Wijaya

BAGAIKAN bumerang, globalisasi yang dilontarkan John Naisbitt lewat Megatrends (1982) kini berbalik arah menjadi deglobalisasi. AS telah membunuh pasar bebas dengan proteksionisme tarif tinggi. Demikian pula Uni Eropa, parlemennya secara terbuka deklarasi mendiskriminasi produk sawit.
Dalam Megatrends diprediksi akan terjadi sejumlah hal, antara lain: Masyarakat industri menjadi masyarakat informasi; Teknologi paksa menjadi high tech atau high touch; Ekonomi nasional menjadi ekonomi global; Sentralisasi menjadi desentralisasi; Demokrasi representatif menjadi demokrasi partisipatif; Hirarki menjadi jaringan.
Lantas 10 tahun kemudian dalam Megatrends 2000 Naisbitt menambah prediksinya: boming ekonomi global 1990-an; Renaisan dalam seni; Munculnya sosialisme pasar bebas; Gaya hidup global dan nasionalisme kultural; Penswastaan negara kesejahteraan; Kebangkitan tepi Pasifik; Dasawarsa wanita dalam kepemimpinan; Abad biologi; Kebangkitan agama pada milenium baru; Kejayaan individu.
Nyaris semua prediksi Naisbitt terjadi dalam tiga dekade terakhir. Tapi kenapa tiba-tiba globalisasi berbalik arah jadi deglobalisasi?
Naisbitt sendiri sebenarnya (kemudian hari) menyadari ada kekurangan dalam kedua bukunya itu. Karena itu, kekurangan itu ia lengkapi dengan bukunya yang ketiga, Mind Set! (2006)
Buku ketiga ini disusunnya justru sebagai epistemologi, yakni bingkai pola pikir yang mengantarkan Naisbitt bisa mengambil kesimpulan dalam melahirkan prediksinya. Tanpa bingkai pola pikir yang tepat, sejak awal Naisbitt mencemaskan risiko bias interpretasi, disalahpahami, dan bias implementasi.
Jangan-jangan, kekhawatiran Naisbitt itu yang akhirnya terjadi, sehingga globalisasi berbalik arah menjadi deglobalisasi. Misal, proteksionisme yang dipraktikkan AS dan UE itu merupakan ekspresi mau benarnya sendiri pemimpin AS dan UE. Padahal, salah satu dari 11 pola pikir yang disarankan Naisbitt adalah memahami betapa menguntungkannya bila Anda tidak harus benar. Einstein bisa menjadi tokoh besar dunia bidang fisika, manurut Naisbitt, karena dia tidak mencari siapa yang benar, tetapi apa yang benar.
Di buku ketiga ini Naisbitt memprediksi Eropa bergabung dalam UE bercita-cita menjadi "pengendali ekonomi dunia", tanpa revolusi meninggalkan pola pikir memilih mengatasi masalah daripada mengeksploitasi peluang. UE mempertahankan "negara kesejahteraan" sehingga mengalami kemerosotan bersama akibat pelambatan pertumbuhan. ***




0 komentar: