Artikel Halaman 8, Lampung Post Senin 16-09-2019
Honda Produksi 1 Skutik 5,5 Detik!
H. Bambang Eka Wijaya
KEBUTUHAN sepeda motor jenis skuter matik (skutik) di Indonesia masih amat besar. Untuk memenuhinya, pabrik perakitan sepeda motor Astra Honda Motor (AHM) di Cikarang, Jawa Barat, mampu memproduksi 9.700 unit skutik per hari, atau prosesnya mampu memproduksi per unit skutik dalam waktu 5,5 detik.
Model skutik Honda yang diproduksi di Cikarang antara lain Honda Vario, BeAT, Scoopy, dan Genio. Menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), kontribusi skutik mencapai 84,6% dari total penjualan tahunan pada 2018.
"Pada hari kerja (Senin-Jumat), dalam satu hari plant Cikarang mampu memproduksi hingga 9.700 unit, di mana setiap 5,5 detik jadi satu motor," kata Dodi Sutriadi, General Marketing Plant Division AHM Cikarang, dikutip Kompas.com (10/9/2018).
"Ada dua bagian yang beroperasi di plant ini, yakni Timur dan Barat. Konatribusinya yang memiliki empat line bisa produksi sekitar 6.700 unit sehari, sedangkan satunya 3.000 unit," jelasnya.
Dalam satu bulan (22 hari kerja), ada 213.400 unit skutik yang diproduksi di pabrik tersebut. Setiap tahunnya AHM Cikarang bisa membuat 2.560.800 unit motor. Kontrihusi terbesar jenis BeAT. Skutik terbarunya Genio, produksi tahunanya mencapai 580.000.
Selain di Cikarang, AHM punya dua pabrik sepeda motor lainnya di Sunter, Jakarta, dan Karawang, Jawa Barat. Total produksi sepeda motor dari ketiga pabrik AHM pada 2018 sebanyak 4.759.202 unit atau 74,6% dari pangsa pasar sepeda motor di Indonesia. Selebihnya Yamaha 1.455.088 unit (22,8%), Suzuki 89.508 unit (1,4%), Kawasaki 78.982 (1,2), dan TVS 331 unit.
Total penjualan sepeda motor di Indonesia pada 2018 sebanyak 6.383.111 unit. Penjualan 2018 ini naik 8,4% dari 2017 dengan penjualan sebanyak 5.886,103 unit.
Menyimak penjualan sepeda motor di Tanah Air yang setiap hari terjual lebih dari 18 ribu unit, dengan pembeli sepeda motor mayoritas dari kalangan menengah bawah, bisa disebut ekonomi Indonesia tidaklah buruk. Dengan pertumbuhan penjualan 8,4% per tahun, tampak daya beli masyarakat cukup tinggi, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional tahun itu 5,17%.
Tingginya daya beli hingga mampu memenuhi ketentuan Bank Indonesia untuk kredit kendaraan bermotor harus melunasi down payment (DP) dalam skema tertentu. Meski pertumbuhan hanya 5%, daya beli ditopang oleh inflasi yang rendah, hanya sekitar 3%. Dibanding kurun lampau, meski pertumbuhan 6%, tapi inflasi 8,6%: daya beli di bawah tingginya inflasi. ***
0 komentar:
Posting Komentar