Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 31-10-2019
Al-Baghdadi Tewas Ledakkan Diri!
H. Bambang Eka Wijaya
PEMIMPIN tertinggi Islam State of Iraq and Syria (ISIS) Abu Bakar Al-Baghdadi tewas meledakkan rompi bunuh dirinya setelah terpojok di ujung terowongan terkepung pasukan khusus AS yang menemukan persembunyiannya di desa Barisha, Provinsi Idlib, Suriah, Sabtu (26/10/2019).
Presiden AS Donald Trump mengumumkan kematian Al-Baghdadi lewat televisi Minggu (27/10/2019). Ia menyebut pasukan AS membunuh "sebagian besar" pengikut Baghdadi di terowongan, membuat sang pemimpin terpojok.
"Dia mengaktifkan rompi bom bunuh diri miliknya. Dia membunuh dirinya sendiri," jelas Trump. Ia menambahkan, selain Baghdadi, tiga anaknya juga tewas dalam serangan pasukan khusus AS tersebut. Media AS memberitakan dua istri Baghdadi juga terbunuh.
Trump menjelaskan operasi itu ditempuh selama satu jam menggunakan helikopter yang diterbangkan dari pangkalan rahasia. Operasi untuk membunuh buronan paling dicari dunia itu bisa terlaksana berkat bantuan militer Rusia, Suriah, Turki dan Irak.
"Dengan megah pasukan khusus menuntaskan misi malam yang berbahaya dan menantang di kawasan timur laut Suriah," ujar Trump. Untuk operasi ini, dilansir CNBC News, AS mengerahkan 100 tentara elite Angkatan Darat atau Pasukan Delta, dengan 8 helikopter.
Baghdadi buronan paling dicari di dunia, setelah mendirikan kekhalifahan di Irak pada 2013. Kepalanya dihargai 25 juta dolar AS atau sekitar Rp350 miliar.
Laman BBC dikutip Kompas.com (28/10/2019) menyebutkan, Baghdadi yang memiliki nama asli Ibrahim Awwad Ibrahim al-Badri, lahir pada 1971 di kota Samarra, Irak Tengah.
Dia mulai dikenal sebagai pimpinan Islam State (IS) saat pemimpin sebelumnya, Abu Umar al-Baghdadi dan wakilnya tewas akibat serangan AS pada 2010.
Saat itu dia diangkat sebagai pengganti pemimpin sebelumnya. Baghdadi mewarisi sebuah organisasi teror yang diyakini sedang berada di ambang kekalahan.
Namun dengan beberapa bantuan dari perwira militer dan intelijen di era Saddam Hussein, ia kembali membangun kelompoknya. Awal 2013, ia kembali dan melakukan serangan di Irak. Kelompok yang dia pimpin melakukan teror, juga bergabung dalam pemberontakan melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Militan Suriah yang kembali dari Irak mereka bentuk jadi Front al-Nusra, afiliasi al-Qaeda di negara itu. April 2013, Baghdadi gabungkan pasukannya di Irak dan Suriah membentuk ISIS. Pada akhir 2013 ISIS merebut kota Falluja, dan Juli 2014 merebut Mosul, kota terbesar kedua Irak setelah Baghdad. ***