Artikel Halaman 8, Lampung Post Senin 21-10-2019
Biaya Logistik Indonesia 24% PDB!
H. Bambang Eka Wijaya
BIAYA logistik Indonesia masih tertinggi di Asia, mencapai 24% dari produk domestik bruto (PDB). Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro membuka itu di Opening Ceremony Indonesia Transport Supply Chain & Logistik di Jakarta, Rabu (16/10).
Bandingkan dengan biaya logistik di Vietnam 20% dari PDB, Thailand 15%, Malaysia 13%, Jepang dan Singapura 8%. Menurut Bambang, tingginya biaya logistik membuat para investor enggan menanamkan investasi. Kondisi ini juga berdampak pada turunnya daya saing Indonesia.
"Karena biaya logistik tinggi, pendapatan investor harus berkorban (menyusut) maka dia akan pindah ke negara lain. Maka biaya logistik Indonesia harus dipangkas," tegasnya.
Sementara itu wakil ketua Kadin bidang transportasi, Carmelita Hartoto mengatakan, tingginya biaya logistik tersebut disebabkan belum optimalnya pembangunan infrastruktur di Indonesia, yang masih rendah dibanding negara Asia lainnya.
Berdasarkan data Logistic Performance Index World Bank, pada 2018 peringkat indeks kinerja inftastruktur Indonesia hanya mampu menempati peringkat 46, jauh lebih rendah dibanding Malaysia di posisi 41, Vietnam 39, dan Thailand 32.
"Untuk itu perbaikan kinerja logistik nasional tidak bisa hanya melihat kesuksesan negara lain, tapi harus mencari solusi dan berbenah dengan mengikuti perkembangan teknologi. Ini tidak lepas dari kinerja kita yang menginginkan logistik lebih efisien," ujar Carmelita dikutip Kompas.com ( 16/10/2019).
Mahalnya biaya logistik di Indonesia tak lepas dari ekonomi biaya tinggi yang hingga kini belum berhasil diatasi secara tuntas. Lebih lagi di bidang transportasi, pengendalian tarif angkutan belum sejalan dengan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah.
Tarif tol yang mahal misalnya, menjadi beban tambahan biaya logistik. Tol laut, menambah ongkos truk/tronton naik kapal! Dan biaya tronton naik kapal mahal, dari Bakauheni ke Merak saja tarif satu tronton lebih Rp1 juta, temasuk kalau harus pulang kosong.
Konon lagi di angkutan udara. Low Cost Carier (LCC) justru dikalahkan aturan. Untuk angkut penumpang, LCC hanya ada 2 hari (Selasa dan Kamis), masing-masing empat jam. Sisanya tarif normal, berarti tarif ambang atas berlaku.
Dengan "semangat ekonomi biaya tinggi" justru digelorakan regulasi, sukar menurunkan biaya logistik dari posisi tertinggi di Asia itu. Kemungkinannya justru bisa terus naik mencapai yang tertinggi di dunia! ***
0 komentar:
Posting Komentar