Artikel Halaman 8, Lampung Post Jumat 04-10-2019
Risiko Gagal Bayar Swasta Tinggi!
H. Bambang Eka Wijaya
LEMBAGA pemeringkat utang internasional Moody's melaporkan risiko gagal bayar utang luar negeri (ULN) korporasi swasta Indonesia pada kelompok tertinggi bersama 13 negara Asia-Pasifik. Itu bertentangan dengan rilis BI (15/8/2019) yang menyebut semua ULN Indonesia terkendali, baik Pemerintah dan Bank Sentral, maupun swasta dan BUMN.
Dalam laporan berjudul "Risks from Leveraged Corporates Grow as Macroeconomic Conditions Worsen" Moody's menyebut korporasi di Indonesia rentan terpapar gagal bayar ULN. Ini tercermin dari pendapatannya yang kian menurun sehingga bisa mengurangi kemampuan mencicil utang-utangnya. (CNN-Indonesia, 30/9/2019)
Untuk laporan itu, Moody's meneliti risiko kredit 13 negara Asia-Pasifik. Yakni, Australia, Hongkong, India, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Taiwan, Tiongkok, dan Thailand.
Sebenarnya, rasio utang korporasi Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terendah dibanding negara-negara lain. Kemudian, rasio utang terhadap pendapatan (laba) perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) juga cukup aman.
Datanya, 47% utang korporasi Indonesia skor rasio utang terhadap EBITDA di bawah 4. Nilai ini jauh lebih baik dibanding angka 11 rasio negara lainnya.
Namun, profil utang korporasi Indonesia sangat buruk karena Interest Coverage Rasio (ICR) sangat kecil. Bahkan 40% utang korporasi Indonesia skornya lebih kecil dari 2.
ICR dihitung dari EBITDA dibagi dengan beban bunga. Jika skor ICR rendah, maka ada dua indikasi: pendapatan (laba) korporasi yang kian kecil, atau beban bunga yang tumbuh lebih tinggi. Kian rendah skor ICR, semakin kecil kemampuan membayar utang.
Moody's selanjutnya melakukan uji tekanan (stress test) kepada rasio ICR Indonesia dengan menurunkan pendapatan (laba) korporasi domestik 25%. Hasilnya,.hampir 20% korporasi skor ICR-nya di bawah 1. Artinya, ancaman risiko gagal bayar semakin nyata.
Peringatan Moody's itu tentu sangat berharga, untuk menghindari gagal bayar pada korporasi swasta kita. Yakni, menjaga segala bentuk tekanan yang bisa menambah stress dunia usaha, harus segera diatasi dan diperlonggar.
Menghindari terjadinya stress berat yang mengakibatkan gagal bayar pada korporasi amat penting, karena dari total ULN Indonesia kuartal II 2019 sebesar 391,8 miliar dolar AS, sebesar 196,3 miliar dolar AS merupakan ULN swasta dan BUMN. Lebih besar dari ULN Pemerintah dan BI, 195,5 miliar dolar AS. ***
0 komentar:
Posting Komentar